Cerita Petani Porang di NTT Raup Miliaran, Pembeli Datang Langsung Bawa Uang Satu Koper

MANGGARAI TIMUR, iNews.id - Tanaman porang yang sebelumnya bertumbuh liar di hutan kini menjadi komoditas bernilai ekonomis tinggi untuk para petani di Nusantara. Salah satu daerah penghasil porang terletak di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Para petani di daerah tersebut sudah mulai panen dengan hasil mencapai seribuan ton. Bahkan, kini para petani yang terhimpun dalam kelompok Abdi Kasih di Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba Utara, bisa meraup miliaran rupiah dari hasil budi daya tanaman porang tersebut.
Ketua Kelompok Tani Abdi Kasih Agustinus Adil mengatakan, komoditi porang yang telah dipanen langsung dijual kepada investor di lahan perkebunan. Saat ini katanya harga porang mencapai Rp9.000 per kilogram.
"Hari ini kami lakukan panen perdana tanaman porang. Hasilnya sekira 800-1.000 ton dengan luas lahan sekira 6 hektare. Jadi investor atau pembeli ini datang bawa dengan uang pakai koper dan langsung transaksi di kebun," ujar Agustinus Adil, Selasa (6/8/2024).
Menurutnya, panen raya perdana yang dilakukan itu setelah tanaman porang berusia 3 tahun sejak mulai ditanam tahun 2021 yang didorong dan digerakkan seorang Imam Katolik Romo Bernard Paulus, Pr.
Melihat prospek dari tanaman porang yang memiliki nilai ekonomis tinggi ini, dira bersama 40-an petani dalam Kelompok Abdi Kasih memanfaat lahan tidur yang ada untuk ditanam porang.
"Jadi kami olah lahan tidur yang ada menjadi lahan produktif dengan tanam porang. Kami konsisten untuk budi daya porang, dan secara kontinu kami tanam serta merawat hingga hasilnya sekarang sangat memuaskan,” katanya.
Tentu yang memudahkan petani yakni para investor atau pembeli datang langsung ke lokasi untuk membeli. Tanaman porang ini menjadi komoditi andalan. Tercatat di Desa Gunung Baru itu, porang sangat potensial. Komoditi lain yang ada tanaman kopi, cengkeh, vanili, cokelat dan juga kemiri.
"Nanum ketika kita melihat peluang, tanaman porang ini merupakan komoditi yang bisa menghidupkan. Sangat potensial karena bernilai ekonomi tinggi. Lahan yang ada juga sangat mendukung sehingga kami memanfaatkan lahan yang ada dengan tanam porang," katanya.
Sementara Pastor Paroki Kajong Romo Bernad Palus Pr mengatakan sejak dia menjalankan tugas sebagai Pastor Paroki Mamba tahun 2014, termasuk di dalamnya Desa Gunung Baru, telah memperkenalkan tanaman porang kepada umat atau masyarakat.
Tentu awalnya porang dilihat sebagai tanaman liar, tapi sekarang merupakan komoditi andalan.
Editor: Donald Karouw