Reses, Anggota DPRD Kepulauan Aru dari Perindo Andarias Kawan Serap Aspirasi Masyarakat
                
            
                Belum meratanya akses listrik juga menjadi sorotan. Warga mengusulkan pemasangan meteran listrik, termasuk di Gereja Bethesda, serta meminta agar jaringan PLN bisa menjangkau lebih luas lagi hingga ke desa-desa tetangga seperti Jirlay dan Selibata-bata.
Persoalan lain yang banyak disuarakan, yaitu mengenai status SD Yayasan di desa. Warga berharap sekolah tersebut bisa dialihkan menjadi sekolah negeri, karena biaya pendidikan saat ini dinilai terlalu memberatkan sebagian besar keluarga.
"Keinginan masyarakat sudah bulat, tapi selama ini tak ada yang bantu menyuarakan. Itulah kenapa kehadiran saya di sini penting, supaya aspirasi itu bisa sampai ke pemerintah daerah," ucapnya.
Alumnus SMK PGRI DOBO ini menyampaikan, pengalihan status sekolah dari SD swasta menjadi negeri akan berdampak besar terhadap akses pendidikan yang lebih terjangkau dan merata, terutama di wilayah-wilayah pesisir Kepulauan Aru.
Selain isu utama tersebut, warga Desa Maririmar dan Papakula juga menyampaikan kebutuhan akan rumah guru yang layak, agar tenaga pengajar bisa tinggal dan mengabdi di desa dengan nyaman.
Menanggapi semua aspirasi itu, Andarias menekankan bahwa tugasnya tidak sekadar mendengar. "Setiap aspirasi akan saya bawa dan perjuangkan. Baik lewat koordinasi dengan dinas-dinas teknis maupun lewat komunikasi langsung dengan pemerintah daerah," katanya.
Di usianya 31 tahun, Andarias tampil sebagai sosok muda yang berusaha menjembatani kebutuhan masyarakat dengan kebijakan publik. Lewat Jaring Asmara, dia ingin memastikan bahwa setiap suara dari desa, sekecil apa pun tetap bisa menggema hingga ke kursi legislatif.
Editor: Kurnia Illahi