TIDORE, iNews.id - Ribuan masyarakat Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara yang tergabung dalam Presidium Rakyat Tidore menggelar aksi demonstrasi di halaman Kadaton Kesultanan Tidore, Kamis (17/7/2025).
Mereka menolak rencana pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Sofifi yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara bersama Kementerian Dalam Negeri.
Massa yang mengenakan pakaian serba putih memadati halaman Kadaton untuk menyuarakan aspirasi mereka. Mereka menilai rencana tersebut dilakukan secara sepihak oleh Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, tanpa memperhatikan kehendak masyarakat Tidore sebagai pemilik sah wilayah tersebut.
Dalam aksinya, massa menyampaikan sejumlah tuntutan di antaranya, meminta Kepada Sultan Husain Alting Sjah, Wali Kota Tidore, Muhammad Sinen serta anggota DPRD Tidore yang hadir agar bersikap secara resmi terkait dengan status Sofifi sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku Utara dan setia mempertahankan wilayah adat Kesultanan Tidore.
Mereka meminta Wali Kota Tidore Kepulauan dan DPRD Kota Tidore Kepulauan agar tidak gegabah mengambil Keputusan Politik terkait DOB Sofifi dan segera melakukan kajian hukum terkait Pernyataan Sultan Tidore, bahwa Ibu Kota Provinsi Maluku Utara adalah Kota Tidore Kepulauan yang berkedudukan di Sofifi.
Koordinator Presidium Rakyat Tidore, Jaenudin Saleh, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap upaya pihak-pihak yang dinilai mencoba mengoyak keutuhan wilayah Kesultanan Tidore.
"Aksi ini kami lakukan demi menjaga keutuhan wilayah Tidore yang saat ini coba diobok-obok oleh sejumlah pihak. Kami akan terus bergerak, bahkan siap melakukan aksi yang lebih besar di Sofifi," katanya.
Menurutnya, langkah menyampaikan aspirasi ke Pemerintah Kota Tidore, Sultan, dan DPRD adalah bagian dari upaya mempertahankan kedaulatan masyarakat Tidore.
Menanggapi aksi tersebut, Sultan Tidore Husain Alting Sjah menyampaikan kilas balik proses penetapan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait