Mayjen F Mollinger menyalami komandan pasukan TNI di sebagian wilayah Jateng, Slamet Riyadi pada 12 November 1949 di Stadion Solo. Belanda menyerahkan Kota Solo, Pacitan, dan sebagian wilayah pantai selatan ke RI. Foto: sejarah-tni.mil.id

“Mari, mari, kita terus masuk benteng! Mari, mari, maju,” kata Riyadi. Seketika pula nyawanya tak tertolong.

Riyadi mendapat penghormatan negara dengan memakamkannya di kebun kelapa Pantai Tulehu, Pulau Ambon bagian timur 5 November 1950. Setelah kondisi keamanan pulih, jazadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Ambon.

Riyadi berwasiat, jika gugur di medan juang, dia ingin dimakamkan di atas tanah tempatnya gugur. Pada November 2007, pemerintah menganugerahkan Letkol Slamet Riyadi sebagai pahlawan nasional.


Editor : Erwin C Sihombing

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network