Mayjen F Mollinger menyalami komandan pasukan TNI di sebagian wilayah Jateng, Slamet Riyadi pada 12 November 1949 di Stadion Solo. Belanda menyerahkan Kota Solo, Pacitan, dan sebagian wilayah pantai selatan ke RI. Foto: sejarah-tni.mil.id

Lagi-lagi RMS melakukan serangan mendadak, pada pagi hari. Mereka menyamar menjadi pasukan TNI dan mengibarkan bendera merah putih untuk mengacaukan konsenterasi prajurit Senopati yang baru tiba dan dipimpin Achmad Wiranatakusumah. 

Pertempuran kali ini berlangsung sengit, berlangsung hingga malam hari dan memakan banyak korban jiwa. Melihat kondisi itu, Letkol Slamet Riyadi, meresponsnya pada pagi hari dengan memimpin pasukan tanggal 4 November 1950.

Riyadi meyakini, RMS menggunakan strategi serangan dengan memanfaatkan kelelahan prajurit. Riyadi memilih untuk melakukan penyerangan dan berada pada barisan paling depan.

Peristiwa naas terjadi, tubuh mungil Riyadi terkena tembak di depan benteng Victoria. Namun dia memilih tetap di medan pertempuran dan memberi pengarahan kepada pasukan.

Meskipun sudah diberikan pertolongan, pada pukul 21.15 tanggal 4 November 1950, Letkol Ignatius Slamet Riyadi dinyatakan gugur dalam peperangan. Semangat juang Riyadi masih terlihat pada saat-saat sakratul maut.


Editor : Erwin C Sihombing

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network