Brigjen Pol Anumerta Karel Satsuit Tubun
Pahlawan nasional dari Maluku selanjutnya, Brigjen Pol Anumerta Karel Satsuit Tubun. Lahir di Tual, Maluku Tenggara pada 14 Oktober 1928 dan wafat di Jakarta pada 1 Oktober 1965.
Setelah lulus menjadi anggota Polri, Johannes Leimena ditempatkan di Kesatuan Brimob Ambon berpangkat Agen Polisi Kelas Dua atau Bhayangkara Dua Polisi. Johannes Leimena ikut serta dalam operasi Trikora untuk menuntut pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dari Belanda.
Setelah keberhasilan mendapatkan kembali Irian Barat, Johannes Leimena kemudian ditugaskan untuk mengawal kediaman Dr. J. Leimena sebagai Wakil Perdana Menteri saat itu.
K.S. Tubun tewas pada peristiwa G 30S PKI dan diberi gelar sebagai pahlawan Revolusi. Namanya diabadikan sebagai nama Kapal Perang RI berjenis Fregat kelas Ahmad Yani, yaitu KRI Karel Satsuit Tubun.
Martha Christina Tiahahu
Martha menjadi pejuang perempuan dari Maluku yang wafat pada usia 17 tahun. Martha Christina Tiahahu lahir di Nusa Laut pada 4 Januari 1800 dan meninggal di Laut Banda pada 2 Januari 1818.
Martha Christina Tiahahu seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusa Laut, putri dari Kapitan Paulus Tiahahu dari negeri Abubu, seorang pembantu Thomas Matulessy dalam perang Pattimura pada 1817.
Martha Christina Tiahahu mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran dan memberi semangat kepada kaum perempuan di seluruh negeri untuk ikut berjuang. Saat ayahnya ditangkap dan mendapatkan vonis hukuman tembak, Martha Christina Tiahahu berusaha membebaskan ayahnya, namun gagal.
Dia memilih bergerilya dan tertangkap hingga menemui ajal di Kapal Perang Eversten. Jasadnya diluncurkan ke Laut Banda dengan penghormatan militer. Martha Christina Tiahahu mendapatkan gelar pahlawan nasional dari Maluku pada 20 Mei 1969.
Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan
Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan lahir di Soasiu, Tidore pada 1738 dan wafat di Tidore pada 14 November 1805. Beliau merupakan Sultan dari Kesultanan Tidore yang dinobatkan pada tanggal 13 April 1779.
Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan memiliki gelar Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan. Ayahnya merupakan Sultan Jamaluddin.
Pada masa pemerintahannya yang mencakup Pulau Tidore, Halmahera Tengah, pantai Barat dan Utara Irian Barat, Sultan Nuku berjuang dari satu wilayah ke wilayah lain melawan serta berdiplomasi dengan Belanda dan Inggris.
Tujuannya, untuk membebaskan rakyat dari penjajahan. Dia diangkat menjadi pahlawan nasional pada 7 Agustus 1995 oleh pemerintah RI.
Willem Johannes Latumenten
Willem Johannes Latumenten merupakan salah satu pahlawan nasional dari Maluku yang lahir pada 16 April 1916 di Saparua sebagai keturunan keluarga besar Latumeten dari Desa Rutong di Pulau Ambon.
Ayahnya, yaitu Prof. Dr. Y.A. Latumenten, seorang pejuang dan ahli penyakit jiwa. W.J. Latumenten mengenyam sekolah tinggi di Geneeskundige Hogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Pengabdiannya untuk negara dimulai pada zaman revolusi fisik hingga kemerdekaan.
Pernah menjabat di Kementerian Penerangan, Departemen Olahraga dan menjadi Pembina Olahraga. Dia pernah mendirikan Sekolah Tinggi Olahraga di Jakarta, membentuk PERBASI, membina para atlet yang akan terjun ke ASEAN GAMES IV pada 1962 dan GANEFO pada 1963 juga menjadi Sekretaris Umum Komite Olimpiade Indonesia Pusat pada 1955 - 1964.
Dia juga sering bertindak sebagai juru bicara delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda. Ketika meninggal dunia pada 23 Maret 1965, dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dan dianugerahi Lencana Bakti oleh pemerintah Indonesia.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait