Gula aren dari Halmahera Selatan cukup diminati. Pemesan datang dari sejumlah daerah seperti Kota Ternate. Sayangnya, gula aren yang diproduksi oleh Jumat ini tanpa label (merek).
Gula aren hanya dikemas menggunakan daun lontar dan daun pisang kering. Gula aren itu dipasarkan atau dijual kepada pengepul yang kemudian didistribusikan ke pasar tradisional.
Jumat tidak memiliki keterampilan standarisasi produk, marketing bahkan rebranding. Padahal, prospek atau peminat gula aren untuk masuk ke pasar modern cukup terbuka.
Sebagai contoh, gula aren bisa diolah menjadi bubuk dan dikemas dalam botol atau berbentuk sacet.
"Harga yang saya jual per buah Rp10.000, dan saya memulai ini tahun 2021," katanya, Minggu (13/8/2023).
Jumat mengaku membuat gula aren sudah menjadi mata pencarian sehari-hari. "Saya berharap usaha saya ini terus berkembang untuk menghidupi keluarga," tuturnya.
Industri gula aren di Maluku Utara sangat menjanjikan karena sebagian besar hutan Halmahera ditumbuhi dengan pohon aren. Perlunya keterlibatan semua pihak untuk mendukung industri milik masyarakat kecil ini.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait