Arsitektur Masjid Jami' Kota Ambon
Masjid Jami' terdiri atas sembilan pintu utama. Masing-masing berukuran panjang tiga meter dan lebar dua meter. Enam pintu utama berjajar dari samping kiri dan kanan bangunan masjid. Sementara tiga lainnya menghadap depan.
Dinding masjid sengaja dicat hijau untuk menambah kesejukan. Selain itu, warna hijau dinilai salah satu warna favorit Nabi Muhammad SAW. Pada bagian atas, tampak interior masjid tua pada umumnya. Terdapat 36 jendela kecil berbentuk kerucut dipasang mengelilingi dinding bagian atas.
Uniknya, masjid yang telah berdiri kokoh selama 163 tahun tersebut hingga kini masih ditopang dengan kayu linggua dan kayu kani pada dinding-dindingnya. Kusen pintu dan jendelanya juga masih bisa dibilang orisinal sejak ratusan tahun lalu.
"Ini pintu-pintu dan kayu-kayu penyangganya masih asli semua," kata Jamalilel.
Masjid Jami' Ambon sebenarnya memiliki mimbar bersejarah yang merupakan pemberian dari Wakil Presiden (Wapres) pertama Republik Indonesia, Mohammad Hatta.
Namun sebagai wujud ukhuwah islamiyah, mimbar tersebut diberikan ke Masjid Jami' Tulehu. Pada bagian bawah, Masjid Jami' Ambon menggunakan marmer berukuran 20x40 sentimeter bercorak putih kebiruan yang didatangkan langsung dari Italia pada 1933.
Hal itu merupakan inisiasi langsung dari tukang yang bernama Zainudin. Namun saat ini tak semua lantai marmer berasal dari Italia, namun untuk menjaga keasliannya, marmer tersebut dipasang di bawah empat tiang utama masjid.
Lantai marmer Italia itu kini masih tersisa sekitar 5 meter persegi yang berada di tengah-tengah luas areal dalam lantai masjid. Sebagian bahan luar negeri yang masih ada, itu tetap akan dijaga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah berdirinya Masjid Jami'.
Berdasarkan sejarahnya, bangunan asli Masjid Jami' merupakan sebatas empat tiang utama yang menjadi penyangga di dalam masjid tersebut.
Pada bagian depan terdapat tangga masjid yang berusia ratusan tahun untuk membersihkan ruangan atas tempat ibadah ini. Paling ikonik dari masjid tersebut, yaitu bedugnya yang diyakini sudah berusia ratusan tahun terbuat dari kayu yang sama untuk menyangga dinding-dinding masjid.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait