Karena itu, tema “Merajut Harmoni, Membangun Negeri” yang diusung dalam HUT ke-80 Provinsi Maluku 19 Agustus lalu, menurutnya sangat relevan. Tema itu menjadi pengingat bahwa pembangunan Maluku tidak boleh hanya berhenti pada aspek fisik, melainkan juga menyentuh dimensi sosial, persaudaraan, dan solidaritas.
Menurutnya, dalam berpolitik ada dua syarat utama yang harus dimiliki setiap kader maupun pemimpin, yakni kesetiaan dan kesabaran. “Setia dan sabar, pasti hasilnya akan baik. Pesan ini juga saya titipkan kepada pasangan kepala daerah, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota, maupun Wakil Wali kota. Karena kesetiaan dan kekompakan mereka akan menjadi panutan bagi masyarakat,” kata Gubernur.
Diungkapkannya, masyarakat Maluku selalu menempatkan jajaran pemimpin sebagai rujukan teladan dalam kepemimpinan di kehidupan sehari-hari. Untuk itu, kekompakan dan soliditas yang dilakukan para pemimpin daerah tentu disoroti serta diperhatikan publik.
“Saya percaya, di kalangan pemerintah saat ini di Maluku terjadi kekompakan. Tidak ada perbedaan, tidak ada rivalitas. Yang ada adalah kolaborasi dan kerja sama. Dengan kondisi ini, resonansinya akan berdampak positif bagi masyarakat, melahirkan kehidupan sosial yang lebih harmonis,” tandas Hendrik Lewerissa.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait