Teriakan Ganjar Presiden Menggema dalam Kampanye Akbar di Manggarai NTT

MANGGARAI, iNews.id - Calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menghadiri kampanye akbar di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (26/1/2024).

Kedatangan Ganjar Pranowo disambut meriah ribuan orang serta kader partai pengusung. Teriakan Ganjar Presiden yang digaungkan ribuan orang pun menggema di Stadion Golo Dukal.

Ganjar Kampanye Akbar di Manggarai NTT, Warga Tetap Dengarkan Orasi meski Diguyur Hujan

Di hadapan ribuan pendukungnya, Ganjar mengaku, selama ini telah mengunjungi sejumlah wilayah di Provinsi NTT.

“Saya merasakan betul suasa ini. Menuju tempat ini butuh perjuangan,” ucapnya.

Ganjar Disambut Tokoh Adat hingga Dibalutkan Songke Manggarai saat Tiba di Ruteng

Ganjar mengatakan alasannya mengunjungi daerah pelosok di Indonesia. Selain mendengarkan aspirasi masyarakat, kata dia, juga melihat langsung kondisi wilayahnya.

“Kenapa kami selalu kunjungi sudut-sudut Indonesia. Tentu tujuannya untuk mendengarkan dan menyaksikan getaran pikiran masyarakat yang belum pernah tahu ataupun yang belum pernah tersentuh,” katanya.

Karena itu, Ganjar berkomitmen bersama Mahfud MD akan membenahi kesejahteraan masyarakat jika kelak mendapat amanah memimpin bangsa ini.

“Saya dan Mahfud MD untuk menghadapi panggilan sejarah baru. Oleh karena itu, masalah pertanian, stunting, akses kesehatan itu harus dipikirkan,” katanya.

Sebelum menghadiri kampanye akbar, Ganjar beserta rombongan menyambangi istana keuskupan. Ganjar kemudian disambut meriah oleh uskup serta para imam Katolik di daerah itu.

Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat berterima kasih kepada Ganjar karena telah menyempatkan waktu untuk mengunjungi istana keuskupan Ruteng.

Mgr Sipranus Hormat kemudian memaparkan sederet potensi sumber daya alam di wilayah itu. Di antaranya pariwisata dan pertanian.

“Di Manggarai, umumnya NTT, daerah potensi pertanian, pariwisata. Kami berharap kepada para pemimpin masa depan akan memberikan perhatian khusus terhadap potensi sumber daya yang ada.”

Editor: Kastolani Marzuki