Profil Salahuddin bin Talibuddin, Pejuang asal Halmahera Jadi Pahlawan Nasional
Di kalangan pengikutnya, organisasi ini terkenal dengan nama Sarikat Islam (SI). Tujuannya mempertahankan agama Islam dan Negara Republik Indonesia di bawah Bung Karno dan Bung Hatta yang baru saja diproklamasikan.
Tugas paling utama SI pada masa awal berdiri yakni menyebarluaskan proklamasi. Hal ini dilakukan H Salahuddin sejak masih berada di Raja Ampat dan Sorong. Dia gencar menyebarluaskan cita-cita proklamasi, penduduk dari empat desa di Pulau Gebe pun berbondong-bondong menjadi anggota SI.
Jumlah anggota SI hingga akhir bulan Januari 1947 telah mencapai lebih dari 3.000 orang, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan, anak-anak yang berangkat remaja ikut pula bergabung ke dalam SI.
Dakwah-dakwah Salahuddin tentang republik yang baru berdiri dan perlawanan SI terhadap para penentangnya telah menyadarkan rakyat Haloiyutrewmahera Timur dan Papua Daratan, khususnya di Distrik Gebe, Patani, Raja Ampat dan Sorong.
Salahuddin juga mengajarkan berbagai ritual keagamaan seperti zikir dan doa yang dibaca secara bersama-sama. Tetapi, yang paling menarik dari gerakannya yakni berzikir mengelilingi kota patani seusai salat subuh.
Di samping dakwah Islam, pada setiap kesempatan Haji Salahuddin selalu menjelaskan SI mendukung Negara RI di bawah pimpinan Soekarno dan Moh Hatta. Dia memfatwakan wajib hukumnya bagi orang Islam mendukung Negara Republik Indonesia dan haram hukumnya bekerja sama dengan pemerintah Kolonial Belanda.
Salahuddin ditangkap pada 1947. Sejak penangkapannya, die bersama enam pimpinan teras SI dijadikan terdakwa. Pada bulan Juli 1947, dimulailah proses persidangan pengadilan Negeri Ternate yang dilangsungkan di Tidore.
H Salahuddin dan enam pimpinan SI dituduh secara bersama-sama menghasut rakyat melakukan makar, serta secara tanpa hak ingin merobohkan kekuasan dan pemerintahan yang sah serta menggantinya dengan Pemerintahan Republik Indonesia.
Editor: Donald Karouw