Mediasi Perdamaian, Kapolda Maluku dan Pangdam Pattimura Kunjungi Pulau Haruku

AMBON, iNews.id - Situasi di Pulau Haruku, Maluku Tengah sudah kondusif usai terjadi bentrok antara warga Desa Ori dan Kariuw. Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif bahkan memilih bermalam di daerah tersebut dalam rangkaian memediasi perdamaian, Rabu (26/1/2022) malam.
Dia kemudian mengunjungi Desa Kariuw bersama Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Kamis (27/1/2022). Mereka juga didampingi Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno dan unsur Forkopimda serta stakeholder lainnya.
Di Desa Kariuw, para petinggi Polri, TNI dan pemerintah daerah melihat situasi dan kondisi daerah tersebut pascakonflik dengan kampung tetangganya, yaitu Desa Ori, Negeri Pelauw. Rombongan kemudian mengecek kondisi perumahan warga, gereja dan SD Negeri Kariuw.
Kapolda mengatakan, kunjungan bersama Forkopimda Maluku di Negeri Pelauw dan Kariuw ini sebagai bukti kehadiran negara untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga di Pulau Haruku.
“Kami minta warga tak terprovokasi dan dapat kembali ke kehidupan sosialisasi seperti dahulu dan hidup damai," ujarnya.
Selain itu, petugas akan akan mendatakan kerugian yang timbul akibat terjadinya konflik tersebut.
"Atas kesepakatan bersama, masyarakat ingin konflik ini menjadi yang terakhir. Kami mengharapkan dukungan dari seluruh lapisan, para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat untuk mewujudkan perdamaian di Negeri Pelauw dan Kariuw dan secara umum di Pulau Haruku,” kata mantan Kapolda NTT tersebut.
Senada dengan Kapolda, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno juga mengaku kehadiran Forkopimda Maluku untuk membantu masyarakat yang menjadi korban konflik.
“Kami mengajak masyarakat kedua negeri untuk dapat merajut kerukunan hidup orang basudara,” ucapnya.
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon mengungkapkan, objek yang dikunjungi pihaknya seperti bangunan gereja masih utuh, tidak terkena dampak konflik.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak terpicu dan terprovokasi oleh berita hoaks yang beredar,” katanya.
Pangdam mengaku telah mengambil langkah bersama dan dijadikan sebagai skala prioritas berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.
“Forkopimda Maluku hadir untuk memberikan solusi kepada masyarakat. Kami mohon dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat sehingga tidak terjadi lagi konflik susulan di masa yang akan datang,” ucapnya.
Diketahui, konflik antara dua desa bertetangga ini pecah pada Rabu (26/1/2022) dini hari. Bentrokan dilatarbelakangi persolan lahan. Kedua pihak mengklaim tanah sengketa di perbatasan kedua wilayah bertikai.
Editor: Donald Karouw