Kakak Adik di Alor Hilang saat Melaut, Ditemukan Lemas Terdampar di Perairan Maritaing
                
            
                ALOR, iNews.id - Kakak adik nelayan asal Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dilaporkan hilang saat melaut akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat. Namun kondisi mereka lemas akhibat dehidrasi di Perairan Maritaing, Kecamatan Alor Timur, Sabtu (3/2/2024) malam.
"Sekitar pukul 18.30 WITA, tim SAR diinformasikan keluarga korban bahwa keduanya selamat dan telah ditemukan nelayan," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere Supriyanto Ridwan, Sabtu (3/2/2024) malam.
                                    Menurutnya, kedua korban terdampar di perairan Maritaing, sekitar 25 nautical mile ke arah timur dari lokasi kejadian. Tim SAR Gabungan sempat melakukan pencarian hingga pukul 18.00 WITA, tetapi tidak berhasil menemukan korban.
"Setelah mendapat laporan orang hilang, Tim SAR gabungan tiba di lokasi kejadian Pukul 16.00 WITA. Tim langsung melakukan penyisiran namun belum membuahkan hasil," katanya.
                                    Seusai ditemukan sesama nelayan, keduanya beserta perahu mereka kemudian ditarik menuju Pantai Kokar, Alor.
"Estimasi tiba pada pukul 23.30 Wita tengah malam ini,” ujarnya.
                                    Sebelumnya, dua nelayan kakak beradik asal Alor hilang di wilayah antara Perairan Sikka dan Tanjung Babi. Berdasarkan laporan yang disampaikan keluarga, diketahui keduanya warga Desa Adang, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kedua nelayan merupakan kakak adik bernama Muhammad Bakar berusia 32 tahun dan adiknya Aditya berusia 13 tahun,” ucapnya.
                                    Keluarga melaporkan kedua nelayan tersebut pergi melaut sudah sejak Jumat (2/1/2024) dan belum pulang ke rumah hingga Sabtu (3/2/2024).
"Kedua nelayan tersebut berangkat melaut pada hari Jumat dini hari menggunakan perahu fiber dari Pantai Kokar, Kecamatan Alor Barat Laut menuju perairan antara Pulau Sikka dan Tanjung Babi," tutur Ridwan.
                                    
Editor: Donald Karouw