Gedung BPSDM dan Balai Diklat Pertanian Maluku Disiapkan sebagai Tempat Karantina Terpusat
AMBON, iNews.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menyiapkan dua tempat karantina terpusat. Kedua tempat tersebut di Balai Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan Balai Diklat Pertanian.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Adonia Rerung mengatakan, dua lokasi itu akan digunakan untuk menampung para pelaku perjalanan mapun penumpang transit dari daerah lain yang dinyakan positif terkonfirmasi Covid-19.
"Dua lokasi ini dipersiapkan jika terjadi lonjakan kasus berdasarkan hasil pemeriksaan tim satgas terhadap penumpang yang tiba di bandara internasional Pattimura maupun pelabuhan Yos Sudarso dan Slamet Riyadi," ujar Adonia di Maluku, Rabu (16/2/2022).
Menurutnya, pemerintah Kota Ambon juga telah menyiapkan tempat karantina terpusat, termasuk Asrama Haji di Negeri Waiheru, Kecamatan Baguala untuk warga Ambon yang berstatus pelaku perjalanan.
Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Provinsi Maluku ini menyampaikan, Dinas Kesehatan Maluku sedang mempersiapkan perangkat kerja, relawan maupun peralatan penunjang lain.
Upaya ini, kata dia dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19, khususnya varian Omicron yang sedang meningkat. "Dinas Kesehatan sedang mempersiapkan shift dan penjagaan, juga tenaga relawan dan perangkatnya," katanya.
Selain itu dia juga meminta seluruh perangkat desa dan kelurahan termasuk RT/RW untuk ikut mengawasi secara ketat warganya yang sedang melakukan isolasi mandiri, termasuk membatasi pertemuan sebab ditakutkan ketika warga diisolasi mandiri, tetapi bebas berkeliaran dan menyebarkan virus kepada orang lain.
Sementara itu, hingga Selasa (15/2/2022) kasus aktif Covid-19 di Maluku mencapai 2.361 orang. Jumlah terbanyak, yakni di Kota Ambon dengan 1.832 kasus, diikuti Maluku Tengah 148 kasus, Kepulauan Aru 144 kasus.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar 67 kasus, Maluku Barat Daya (51), Seram Bagian Barat (33 kasus), Maluku Tenggara (31 kasus), Kota Tual (20 kasus), Seram Bagian Timur (15 kasus), Pulau Buru (11 kasus) dan Buru Selatan sembilan kasus.
Editor: Kurnia Illahi