11 Bahasa Daerah di Indonesia yang Hampir Punah, Terbanyak dari Maluku
JAKARTA, iNews.id - Bahasa daerah di Indonesia yang hampir punah ternyata paling banyak berasal dari Maluku. Sedikitnya ada sembilan bahasa daerah di Maluku yang kini terancam kehilangan penutur.
Indonesia diketahui salah satu negara dengan kepulauan terbesar di dunia. Maka dari itu, sudah bukan hal umum lagi jika Indonesia memiliki banyak keberagaman suku dan budaya di setiap daerahnya.
Hal tersebut juga berlaku pada bahasa. Indonesia tercatat memiliki 718 bahasa daerah yang beragam.
Akan tetapi beberapa di antaranya terancam punah karena sudah semakin jarang digunakan sebagai bahasa sehari-hari.
Terlebih, secara global tercatat 40 persen populasi dunia tak lagi mempunyai akses pendidikan dalam bahasa ibu. Fakta itu sesuai data UNESCO terkait Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2020.
Tak ayal, semakin sedikit penutur bahasa daerah yang bisa dijumpai saat ini.
Berikut 11 bahasa daerah di Indonesia yang hampir punah sebagaimana dikutip dari data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kamis (15/9/2022).
1. Bahasa Tandia, Papua Barat
Bahasa Tandia adalah satu dari berbagai bahasa yang sudah punah di Papua. Bahasa Tandia merupakan bahasa yang dulu digunakan di Kampung Tandia, Distrik Raise, Kabupaten Teluk Wondama.
2. Bahasa Mawes, Papua
Bahasa Mawas sehari-hari digunakan masyarakat Kampung Maweswares, Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi, Provisi Papua, untuk berkomunikasi. Berdarsarkan pengakuan dari penduduk, pada sebelah barat Kampung Maweswares dituturkan bahasa Biriduwa, sedangkan sebelah timur Kampung Maweswares dituturkan Bahasa Podena.
3. Bahasa Kaiely/Kayeli, Maluku
Bahasa Kayeli merupakan bahasa yang dulu dituturkan oleh masyarakat Kayeli di Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.
Berdarsarkan pengakuan penduduk, di timur Desa Kayeli berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Gunung yaitu Desa Masarete. Sementara, sebelah barat berbatasan dengan Desa Kaki Air yang mayoritasnya berbahasa Bugis.
4. Bahasa Piru, Maluku
Bahasa Piru menjadi bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Desa Piru, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Pulau Seram, Provinsi Maluku. Di sebelah timur desa ini berbatasan dengan Desa Eti yang bertutur Bahasa Alune.
Kemudian pada batas wilayah sebelah barat menggunakan Bahasa Luyu yang dituturkan oleh masyarakat Desa Luhu.
Sementara, sebelah selatan berbatasan dengan Bahasa Alune yang menjadi bahasa masyarakat Desa Murkan.
5. Bahasa Moksela, Maluku
Bahasa Moksela merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang hampir punah. Bahasa ini pernah dituturkan oleh penduduk Kepulauan Sula, Pronvisi Maluku Utara.
Menurut lokasinya, Bahasa Moksela merupakan bahasa campuran Polinesia-Melayu yang merupakan cabang dari keluarga Maluku Tengah.
6. Bahasa Palumata, Maluku
Bahasa Palumata adalah bahasa yang pernah dituturkan di bagian daerah Maluku Utara Provinsi Maluku.
7. Bahasa Ternateno, Maluku
Serupa dengan Bahasa Palumata, Bahasa Ternateno yang berasal dari bagian Maluku Utara, Pronvinsi Maluku, juga terancam punah karena penuturnya kini sudah sedikit.
8. Bahasa Hoti, Maluku
Bahasa Hoti adalah bahasa yang dituturkan oleh Masyarakat di Desa Hote, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Berdarsarkan pengakuan penduduk, bahasa ini berbatasan dengan tutur Bahasa Banggoi pada wilayah timur Desa Hote.
9. Bahasa Hukumina, Maluku
Bahasa Hukumina adalah sebuah bahasa Ausronesia yang dituturkan oleh masyarakat Pulau Buru, Maluku. Pulau Buru memiliki letak yang berbatasan dengan Laut Seram. Diperkirakan bahasa ini dituturkan oleh sekitar 45.000 orang.
10. Bahasa Serua, Maluku
Bahasa Serua adalah bahasa yang dituturkan oleh masyakarat di Desa Waru, Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Dari pengakuan penduduk, bahasa Serua juga menjadi bahasa yang dituturkan oleh masyarakat sebelah timur, barat, dan selatan Desa Waru. Tetapi bahasa Serua juga berbatasan dengan Bahasa Saparua oleh masyarakat di utara Desa Waru.
11. Bahasa Nila, Maluku
Berada di posisi terakhir bahasa daerah di Indonesia yang hampir punah, Bahasa Nila dituturkan oleh masyarakat di Desa Krokroman, Usliapan, Kuralele, Ameth, Sifluru, dan Wotay, Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Dari pengakuan penduduk, wilayah tutur bahasa ini berbatasan dengan wilayah timur tutur bahasa Teon, bahasa Kura Lele Nila di sebeah barat, dan bahasa Bumai pada sebelah utara.
Bahasa Nila diketahui memiliki dua dialek yakni dialek Kokroman di Desa Kokroman di Desa Kokroman, Usliapan, Kuralele, dan Ameth. Yang kedua dialek Bumey di Desa Bumey, Sifluru, dan Wotay.
Itulah pembahasan 11 bahasa daerah di Indonesia yang hampir punah. Untuk mensiasati hal tersebut Kemdikbud melakukan upaya perlindungan bahasa dengan melakukan Kerja sama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam upaya pelindungan bahasa tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Editor: Rizky Agustian