TERNATE, iNews.id - Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) menerima senjata organik dan lima butir amunisi dari warga. Penyerahan senjata oleh warga Soatobaru, Galela Barat Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut) ini dilakukan dengan sukarela.
Komandan Satgas Yonarhanud 3/Yby, Letkol Arh Achmad Yani mengatakan senjata yang diserahkan tersebut adalah senjata laras panjang jenis Arisaka beserta lima butir amunisi kaliber 7,62 mm
"Penyerahan senjata organik jenis Arisaka kepada Pos Soatobaru berawal dari kegiatan Komsos dan Pengecekan Kesehatan door to door kepada masyarakat desa Soatobaru," ujar Letkol Arh Achmad Yani, Selasa (28/3/2023).
Dia menyebut senjata organik jenis ini tak hanya standar TNI/Polri namun senjata api yang juga digunakan oleh militer/kepolisian atau petugas berwenang suatu negara. Senjata jenis Arisaka ini biasa digunakan oleh tentara Jepang.
Menurut Letkol Arh Achmad Yani, pada saat tim Pamrahwan melaksanakan pengobatan keliling tiba-tiba hujan dan berteduh di rumah bapak Junaidi. Dalam perbincangan itu Danpos Sertu M Salehoddin menanyakan keberadaan Junaidi pada saat terjadi konflik, dan dijelaskan bahwa saat konflik sudah mengungsi di tempat saudara di Ternate.
Usai mendengar banyak penjelasan dari Danpos Junaidi merasa lega dan senang karena Junaidi juga tidak menginginkan konflik terjadi kembali. "Saat itu juga disampaikan bahwa ada yang masih memiliki senjata api di Subaim dan berjanji akan menyerahkan kepada petugas Pos Satgas," katanya.
Usai perbincangan itu kemudian ditindaklanjuti. Junaidi selaku saudara dari pemilik senjata api laras panjang itu dipercaya untuk menyerahkan senjata organik tersebut ke Satgas Pamrahwan Yonarhanud 3/YBY.
Hingga saat ini Satgas Pamrahwan Malut Yonarhanud 3/Yby telah menerima penyerahan 57 pucuk senjata dari masyarakat. Rinciannya senjata rakitan 55 pucuk, terdiri dari laras panjang 38 pucuk dan laras pendek 17 pucuk. kemudian senjata organik 2 pucuk, amunisi campuran 85 butir serta bahan peledak empat butir terdiri atas granat tiga butir dan ranjau satu butir.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait