Suasana para siswa di NTT yang mulai masuk sekolah pukul 05.30 WITA. (Foto : Antara)

"Performa yang menurun di sekolah dan gangguan emosi. Dari pengalaman saya sebagai ibu empat anak, waktu di pagi hari kan bagus buat keluarga berinteraksi sambil sarapan bareng dan lain-lain. Kalau jam 5-5.30 pagi, mana sempet," kata Hetifah.

Atas dasar itu, dia merasa kebijakan jam masuk sekolah yang digagas Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tak masuk akal.

"Juga enggak ada evidence yang menunjukkan sekolah sepagi itu meningkatkan etos kerja. Alasannya ga masuk akal," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengeluarkan kebijakan bagi siswa untuk masuk sekolah pukul 05.00 WITA lalu diundur menjadi pukul 05.30 WITA. Kebijakan itu bertujuan menciptakan generasi penerus yang unggul.

Menurut Viktor, selama ini siswa di NTT sulit untuk masuk ke perguruan tinggi favorit di Indonesia seperti Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Kita punya kekurangan-kekurangan, tidak bisa NTT itu dipersepsikan atau disamakan dengan Jakarta atau ada yang membawa Finlandia. NTT dengan kekurangan infrastruktur, suprastruktur, sumberdaya. Kecuali uang,” katanya.

"Uang Nusa Tenggara Timur untuk dinas pendidikan dan kebudayaan, 50 persen APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur ada di dinas pendidikan dan kebudayaan. Tanpa DAU dan DAK uang provinsi itu untuk APBD itu sudah 35 persen, melampaui Undang-Undang. UU ini mengatur 20 persen. Kita tanpa DAU dan DAK sudah 35 persen," ucapnya.


Editor : Donald Karouw

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network