Profil aditya hanafi ASN BPS, ilustrasi pembunuhan (Foto: Pexels)

HALMAHERA TIMUR, iNews.id  -  Profil Aditya Hanafi ASN BPS yang bunuh temannya demi bayar utang pinjol dan biaya nikah menjadi sorotan publik belakangan ini, menyusul pengungkapan kasus pembunuhan sadis di Halmahera Timur, Maluku Utara. Kisah ini tidak hanya mengguncang masyarakat setempat, tapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang tekanan finansial yang bisa mendorong seseorang melakukan tindak kriminal ekstrem.

Aditya Hanafi, seorang pegawai negeri sipil berusia 27 tahun, ternyata menyimpan rahasia gelap di balik penampilannya sebagai ASN biasa di Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas siapa dia sebenarnya, latar belakangnya, kronologi kejadian, serta pelajaran yang bisa diambil dari tragedi ini.

Profil Aditya Hanafi sebagai ASN BPS

Aditya Hanafi lahir dan besar di wilayah Maluku Utara, tempat dia kemudian mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di BPS Halmahera Timur. Sebagai pegawai di lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pengumpulan data statistik nasional, Aditya seharusnya menjadi contoh teladan dalam masyarakat. Namun, realitasnya jauh berbeda. 

Dia bergabung dengan BPS beberapa tahun lalu, bekerja di kantor cabang Halmahera Timur yang terletak di daerah terpencil. Lingkungan kerjanya melibatkan interaksi dekat dengan rekan-rekan sesama pegawai, termasuk korban yang akhirnya menjadi target kejahatannya.

Dari informasi yang beredar, Aditya dikenal sebagai sosok yang ramah di lingkungan kerja, tapi diam-diam dia bergumul dengan masalah keuangan serius. Utang pinjaman online (pinjol) yang menumpuk, ditambah kecanduan judi online, membuat hidupnya semakin tertekan. Sebelum kejadian, dia sudah merencanakan pernikahan dengan Almira Fajriyati Marsaoly, seorang wanita yang juga bekerja di BPS dan tinggal serumah dengan korban. 

Pernikahan ini seharusnya menjadi momen bahagia, tapi justru menjadi pemicu utama tragedi. Aditya sering kali terlihat sibuk dengan persiapan nikah, tapi tak seorang pun tahu bahwa dia nekat mencari jalan pintas untuk membiayai semuanya.

Sebagai ASN golongan rendah di BPS, gaji Aditya diperkirakan berada di kisaran standar pegawai negeri, sekitar Rp4-6 juta per bulan, tergantung tunjangan daerah terpencil seperti Halmahera. Namun, ini tidak cukup untuk menutupi gaya hidupnya yang boros, apalagi dengan beban utang yang terus bertambah. 


Banyak kasus serupa menunjukkan bagaimana pinjol dengan bunga tinggi bisa menjerat orang-orang berpenghasilan tetap, dan Aditya menjadi salah satu korban dari jebakan itu. Latar belakangnya yang sederhana, tanpa dukungan finansial kuat dari keluarga, semakin memperburuk situasi.

Kronologi Pembunuhan yang Mengerikan

Kisah tragis ini dimulai pada pertengahan Juli 2025, ketika Aditya Hanafi kembali ke Halmahera Timur sendirian setelah mempersiapkan pernikahan di Ternate. Pada 16 Juli, dia mendatangi Karya Listiyanti Pertiwi, atau yang akrab disapa Tiwi, seorang rekan kerja berusia 30 tahun yang tinggal serumah dengan calon istrinya, Almira. 

Aditya meminta pinjam uang sebesar Rp30 juta untuk biaya nikah, tapi Tiwi menolak dengan sopan. Penolakan ini tampaknya menjadi titik balik yang membuat Aditya gelap mata.

Dua hari kemudian, pada 19 Juli pagi sekitar pukul 05:22 WIT, Aditya menyusup ke rumah dinas BPS di Kecamatan Kota Maba menggunakan kunci duplikat yang dia miliki. Dia bersembunyi di kamar Almira, yang saat itu kosong karena Almira sedang di Ternate. 

Saat Tiwi sendirian, Aditya menyerangnya secara brutal. Dia menutup mulut Tiwi, melakukan pelecehan seksual termasuk seks oral paksa, dan memaksa korban membuka aplikasi perbankan di ponselnya. 

Dari situ, Aditya mentransfer Rp38 juta ke e-wallet miliknya, yang kemudian dia gunakan untuk deposit judi online. Tak cukup itu, dia juga mengajukan pinjaman online sebesar Rp50 juta atas nama Tiwi, sehingga total uang yang dirampas mencapai Rp89 juta.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Aditya membunuh Tiwi dengan membekap mulutnya menggunakan duct tape dan bantal hingga korban kehabisan oksigen. 

Mayat Tiwi ditemukan kemudian, dan polisi segera menyelidiki. Aditya, seolah tak ada apa-apa, kembali ke Ternate dan melangsungkan pernikahan dengan Almira pada 27 Juli, hanya seminggu setelah pembunuhan. Pernikahan itu digelar sederhana, tapi di baliknya tersimpan rahasia mengerikan. Polisi akhirnya menangkap Aditya pada 5 Agustus, setelah mengumpulkan bukti dari saksi dan rekaman transaksi keuangan.

Rekonstruksi kejadian dilakukan pada 8 Agustus di Desa Soagimalaha, dengan 33 adegan yang memperlihatkan detail kejahatan. Warga setempat murka melihat kekejaman Aditya, tapi polisi berhasil mengendalikan situasi dengan mengerahkan 50 personel. 

Saat ini, Aditya ditahan dan dijerat dengan pasal berlapis, termasuk Pasal 338, 339, 340, dan 351 ayat 3 KUHP, yang bisa menghukumnya hingga mati atau 20 tahun penjara.

Motif di Balik Kejahatan: Utang Pinjol dan Tekanan Biaya Nikah

Motif utama Aditya Hanafi melakukan pembunuhan ini adalah tekanan finansial yang ekstrem. Dia terlilit utang pinjol dengan bunga mencekik, ditambah kecanduan judi online yang menghabiskan uangnya. Permintaan pinjam Rp30 juta ke Tiwi sebenarnya adalah upaya terakhir untuk menutupi biaya nikah, termasuk tiket keluarga dan acara resepsi. 

Saat ditolak, Aditya nekat merencanakan pencurian dengan kekerasan. Uang Rp89 juta yang dirampas sebagian digunakan untuk bayar utang, sisanya untuk judi dan persiapan nikah, meski polisi menyebut tidak semuanya langsung untuk pernikahan.

Kasus ini menyoroti bahaya pinjol ilegal yang mudah diakses melalui aplikasi, sering kali menjerat orang-orang seperti Aditya yang kurang bijak dalam mengelola keuangan. Selain itu, tekanan sosial untuk menikah dengan biaya besar di masyarakat Indonesia juga turut berperan. Banyak pasangan muda terjebak dalam lingkaran utang demi pesta mewah, dan Aditya menjadi contoh ekstrem bagaimana hal itu bisa berujung pada kejahatan.


Editor : Komaruddin Bagja

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network