"Penelitian tahap pertama difokuskan di Pulau Ambon-Lease dan Pulau Seram," kata
Marlon Ririmasse, Selasa (4/5/2021).
Di kawasan tersebut, penelitian dilakukan untuk mengamati dari perspektif arkeologis rekam bencana gempa dan tsunami yang terjadi tahun antara abad ke-17 hingga abad ke-20. Termasuk bencana gempa dan tsunami 1674 yang dicatat oleh Ilmuwan G.E Rumphius.
Pengamatan juga dilakukan untuk meninjau dampak gempa tahun 2019 bagi beberapa situs arkeologi di Ambon dan Lease. Situs yang terdampak salah satunya yakni Benteng New Zeelandia di Haruku.
Marlon menjelaskan, kajian ini juga berupaya menghimpun perspektif sejarah lokal terkait rekam bencana masa lalu termasuk bentuk-bentuk kearifan lokal dalam mitigasi bencana.
Selain di kawasan tersebut, pengumpulan data lapangan juga dilakukan di pesisir Teluk Elpaputih. Tujuannya untuk meninjau kemungkinan lokasi-lokasi negeri-negeri yang hilang dalam peristiwa gempa dan tsunami 1899 yang dikenal sebagai bahaya Seram.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait