Dia menekankan peran Pemda dan DPRD untuk mendorong regulasi pro-investasi dan program pendampingan UMKM.
Dari sisi budaya, Maluku dan Maluku Utara memiliki modal besar untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Festival budaya, musik daerah, dan tradisi maritim dapat dikemas menjadi agenda tahunan yang bernilai ekonomi.
Menurut Dody, salah satu contohnya adalah Festival Teluk Ambon dan Festival Tidore. “Event ini sangat bagus, apalagi dengan dukungan penuh perbaikan infrastruktur dan promosi digital,” ujarnya.
Ia menyebut pula bahwa strategi komunikasi dan narasi publik menjadi penting. Kearifan lokal, toleransi dan semangat gotong royong harus tampil sebagai wajah utama masyarakat Maluku.
“Kita perlu tampilkan semangat kolaboratif dari tanah Maluku. Budaya bukan hanya tontonan, tapi juga jadi tuntunan serta kekuatan sosial untuk menopang ekonomi,” katanya.
Dalam ranah sosial-politik, Dody melihat peluang besar bagi kader Partai Perindo untuk menjadi motor pembangunan. “Anggota DPRD dari Partai Perindo dan para pengurus DPW hingga DPD di Maluku dan Maluku Utara, saya dorong aktif menyerap aspirasi dan memperjuangkannya secara konkret. Banyak pula peluang munculnya ide-ide inovatif dari ajang interaksi dengan warga,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait