AMBON, iNews.id - Luas mangrove di Teluk Ambon, Maluku tersisa 33 hektare. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ambon menemukan dalam dua dekade terakhir luas mangrove mengalami pengurangan hingga 10 hektare.
"Kami lihat sekarang banyak kafe dan permukiman yang dibangun di wilayah mangrove, itu menjadi salah satu faktor berkurangnya hutan mangrove dalam 23 tahun terakhir," ujar Perekaya Ahli Madya BRIN kawasan Ambon Daniel Pelasula, Senin (6/2/2023).
Hutan mangrove atau disebut juga hutan bakau merupakan hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya pada tempat-tempat terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.
Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai dengan kondisi air melambat dan mengendapkan lumpur dibawanya dari hulu.
Berdasarkan data terakhir BRIN, diketahui pada 23 tahun lalu, luasan mangrove di kawasan Teluk Ambon terhitung 43 hektare. Namun terjadi pengurangan dengan adanya pembangunan kafe permukiman atau sejenisnya di wilayah yang dekat dengan kawasan mangrove
"Paling tidak, jika membangun, harus ada penanaman kembali tanaman mangrove di sekitarnya," katanya.
Lebih lanjut berdasarkan hasil perhitungan dari data citra satelit Landsat MSS yang dilakukan BRIN pada 1999 dan tidak dipublikasikan, menunjukkan sekitar 21 persen hutan mangrove di Teluk Ambon menghilang sejak 1986.
Untuk itu dalam hal ini, Pemerintah Kota Ambon harus menyediakan lahan atau perlu adanya perluasan wilayah agar tak mengganggu ekosistem mangrove di Teluk Ambon.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait