AMBON, iNews.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Provinsi Maluku menggandeng penjahit lokal untuk membuat baju khusus pelindung atau hazmat bagi tenaga medis. Langkah ini ditempuh untuk antisipasi kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD).
Juru Bicara Gugus Tugas Kota Ambon, Joy Reiner Adriaansz mengatakan saat ini kebutuhan baju hazmat kurang lebih sekitar 15.000 bagi paramedis dan petugas yang tersebar di 22 unit Puskesmas di Kota Ambon. Sementara hazmat bantuan dari Kementerian Kesehatan maupun Pemerintah Provinsi Maluku hanya berjumlah 850 unit.
"Mengantisipasi kekurangan (APD), kami memberdayakan para penjahit lokal untuk membuat baju hazmat,” katanya Jumat (1/5/2020).
Tim Gugus Tugas Kota Ambon menggandeng sanggar jahit yang dilatih khusus untuk menangani jahitan baju pelindung diri. Dalam waktu dekat, 400 buah baju hazmat siap dibagikan khusus untuk petugas cleaning service dan supir yang bertugas di puskesmas. Sementara ketersediaan 850 unit dari Kemenkes dan Provinsi Maluku akan digunakan para dokter dan perawat.
Joy mengaku, Pemkot Ambon tidak bisa hanya menunggu bantuan dari pemerintah pusat. Maka dari itu langkah ini diambil agar pelayanan terhadap para pasien tetap berjalan dengan baik dan tidak terhambat.
"Kita ketahui baju hazmat wajib digunakan seluruh petugas yang ada di puskesmas," katanya.
Bahan yang digunakan untuk menjahit baju hazmat ini merupakan bahan standar atau bahan yang sama dengan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI yakni bahan polietilena.
“Kami berupaya menyediakan baju hazmat dengan kualitas jahit yang mungkin berbeda dengan bantuan dari Kemenkes, tetapi dengan bahan standar yang sama,” katanya.
Pihaknya tetap mengambil langkah antisipatif mengingat para petugas pun tidak mengetahui kondisi pasien yang datang untuk diperiksa di puskesmas.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait