Kontingen Provinsi Maluku menampilkan drama musikal berbahasa daerah dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang berlangsung di Jakarta pada 12-16 Februari 2023. (ANTARA/Kantor Bahasa Maluku)

AMBON, iNews.id - Maluku tercatat memiliki 62 bahasa daerah. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya telah punah, sudah sedikit atau tidak ada lagi penuturnya.

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Bahasa Maluku Sahril. Kelima bahasa daerah Maluku yang sudah tergolong punah yakni bahasa Kayeli dan Masareta dari Buru, bahasa Lun dan Nila dari Maluku Tengah serta bahasa Piru dari Seram Bagian Barat.

Menurutnya, meski masih ada warga asli yang tinggal di wilayah Kecamatan Teon Nila Sarua, Kabupaten Maluku Tengah, mereka sudah tidak lagi berbicara menggunakan bahasa Nila.

Masyarakat Nila ini berpencar ke berbagai daerah dan kemudian menggunakan bahasa yang digunakan warga tempat tinggal baru mereka. Kondisi yang demikian membuat penutur bahasa Nila terus berkurang.

"Untuk bahasa Kayeli dan Masareta memang tidak ada lagi penuturnya, tetapi kami sempat mendokumentasikan bahasa daerah dalam bentuk kamus kosakata," kata Sahril.

Dia menjelaskan, menurut Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) bahasa dengan jumlah penutur di bawah satu juta dikategorikan sudah punah.

Jika dinilai berdasarkan standar tersebut, dia menyebut bahasa-bahasa daerah di wilayah Provinsi Maluku yang penduduknya kurang dari 2 juta sebagian besar bisa masuk kategori punah.

"Dianggap punah karena terbatas jumlah penutur. Bahasa Melayu Ambon saat ini mencapai 1 juta penutur, hal ini menyebabkan bahasa daerah lainnya hampir punah," ujarnya.


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2


Artikel Terkait

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network