Waduh, Ada Banyak Muda-mudi di Ambon Stres Masalah Percintaan hingga Depresi
AMBON, iNews.id - Fakta mengejutkan diungkap Psikolog Klinis Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Maluku Vebry Wattimena. Dia mengakui ada pasien menangani pasien usia produktif yang mengalami depresi dan kecemasan karena masalah asmara.
Menurutnya para pasien ini sering melakukan terapi di poli psikolog rumah sakit tersebut.
"Dalam sepekan biasanya paling sedikit ada delapan atau lebih pasien yang datang ke sini untuk melakukan terapi," ujar Vebry Wattimena di Ambon, Senin (6/3/2023).
Sejumlah pasien tersebut biasanya datang dengan kondisi mental yang terganggu lantaran banyak faktor seperti putus cinta, stres dalam pekerjaan, hingga tidak mampu mengolah stres dengan baik.
"Banyak pasien yang membutuhkan terapi psikologis berada pada usia produktif 20 sampai 30 tahunan yang karena masalah asmara," katanya.
Vebry mengatakan, dia selalu menekankan kepada pasien yang depresi karena putus cinta apabila pacaran itu sebenarnya berteman. Tetapi dengan komunikasi yang lebih intens.
"Jadi jangan mengartikan ketika kehilangan seorang pacar maka separuh jiwa kita hilang. Tidak, itu berbeda dengan kehilangan anggota keluarga," ucapnya.
Peran psikolog di sini menjadi penting untuk membantu mereka ke luar dari kondisi-kondisi tersebut. Sebab dikhawatirkan, jika seseorang yang mentalnya terganggu namun tak dilakukan perawatan atau terapi khusus, akan berisiko atau berdampak pada tindakan negatif hingga mengarah ke kriminal.
"Itu sebenarnya bagaimana kondisi stres mereka, terkait bagaimana mereka menanggapi suatu permasalahan di depannya," ujarnya.
Dia menjelaskan, kemampuan seseorang mengelola stres dalam diri tentu berbeda-beda antara satu dan lainnya. Hal itu berkaitan dengan bagaimana cara seseorang melampiaskan stresnya ke hal-hal lain. Ada juga yang membutuhkan psikolog untuk menyelesaikan permasalahannya.
"Itulah pentingnya mengelola stres dengan baik bagi para pemuda-pemudi untuk terhindar dari kondisi-kondisi gangguan mental tertentu," ucapnya.
Editor: Donald Karouw