get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Foto Pembakar Gedung Negara Grahadi, Polda Jatim Masih Selidiki

Viral Preman Palak Pedagang Buah di Pasar Mardika Ambon, Ini Kata Wakapolda Maluku

Kamis, 15 Juni 2023 - 14:12:00 WIT
Viral Preman Palak Pedagang Buah di Pasar Mardika Ambon, Ini Kata Wakapolda Maluku
Tangkapan layar video viral preman yang memalak pedagang buah di Pasar Mardika, Ambon, Maluku. (Foto: Istimewa)

AMBON, iNews.id - Aksi premanisme di Pasar Mardika, Ambon, Maluku, viral di media sosial. Dua pria tampak memalak uang Rp20.000 ke pedagang buah berdalih retribusi sampah.

Wakapolda Maluku, Brigjen Pol Stephen M Napiun, memastikan aksi premanisme itu akan ditindak tegas. Dia meminta warga untuk melapor ke polisi apabila memiliki bukti.

"Silakan melapor. Ada bukti, pasti kita turunkan tim ke lapangan,” kata Stephen, Rabu (14/6/2023).

Menurut dia, kasus premanisme di Pasar Mardika masih kerap terjadi. Sehingga dia meminta masyarakat apabila melihat preman pasar bertindak seenaknya agar segera dilaporkan kepada polisi.

“Kalau ada aduan dan bukti dari masyarakat atau pelapor, kami pastikan diusut tuntas,” ujarnya.

Sebelumnya, video yang menampilkan dua orang menagih uang retribusi sampah Rp20.000 ke pedagang Pasar Mardika viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak meja para pedagang dijatuhkan, bahkan dipindahkan lantaran enggan membayar.

Oknum preman tersebut mengenakan kaos merah dan dibantu seseorang mengenakan rompi juru parkir bertuliskan Jukir Dishub Ambon. Mereka mengaku hanya mengikuti perintah bos.

Salah seorang pedagang, Nursiah, mengatakan retribusi yang ditagih biasanya sebesar Rp10.000. Dia mengatakan, baru kali ini retribusi ditagih hingga dua kali lipat.

Karena enggan membayar, kata dia, barang dagangannya dijatuhkan. Meja jualannya juga dipindahkan secara paksa.

Nurisah yang menjual buah-buahan dan bahan pokok ini mengaku tak sanggup bila harus membayar Rp20.000 setiap hari. Sebab dia mengaku hanya pedagang kecil yang berjualan demi kebutuhan sehari-hari.

“Saya jual barang biasa buah-buah, minyak saya jual di depan Hotel Wijaya. Tapi kalau ditagih Rp20.000, saya tidak sanggup. Mereka (preman) menagih kita semua, kalau saya dengan beberapa orang ini tidak sanggup memang kalau tiap hari Rp20.000,” kata Nursiah.

Dia berharap pemerintah daerah setempat bisa mendengar dan membantu menyelesaikan masalah tersebut.

“Saya berharap pemerintah bisa dengar kami. Kami cuma pedagang kecil. Jualan untuk mendapat makan, tidak jualan kita tidak bisa makan,” ujarnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut