get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini Magnitudo 4,2 Guncang Buru Selatan Maluku 

Pengungsi Korban Gempa Halmahera Selatan Butuh Bantuan Makanan dan Air Bersih

Kamis, 18 Juli 2019 - 05:01:00 WIT
Pengungsi Korban Gempa Halmahera Selatan Butuh Bantuan Makanan dan Air Bersih
Korban gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,2 di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, mengungsi di sejumlah titik, Rabu (17/7/2019). Saat ini para pengungsi membutuhkan bantuan makanan dan air bersih. (Foto: IST)

TERNATE, iNews.id – Korban gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,2 di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada Minggu (14/7/2019) lalu, belum semuanya pulang ke rumah karena rumahnya rusak berat. Warga yang tinggal di pengungsian saat ini membutuhkan bantuan makanan dan air bersih yang sulit diperoleh di pengungsian.

Ketua Pos Komando Tanggap Darurat Ternate Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama LazisMu, Didik Kurniyawan mengatakan, telah mengirimkan empa orang tim asistensi di lokasi bencana untuk mendata info terkait kebutuhan dan potensi yang ada di sana.

Hasilnya, kebutuhan pengungsi korban gempa Halmahera yang paling mendesak saat ini yakni makanan dan minuman. Kemudian, tempat pengungsian sementara seperti terpal, alat mandi dan air bersih. Bahkan di salah satu desa, yaitu Desa Dowora, Tidore Timur, Kota Tidore, tidak memiliki sumber air bersih untuk dikonsumsi.

“Dalam kondisi normal, mereka harus mengambil air di Halmahera. Sumber air yang mereka miliki hanya air danau yang tidak layak dan sedikit payau,” kata Didik dalam siaran persnya, Rabu (17/7/2019).

Didik menjelaskan, tim juga sedikit terlambar mendata karena sulitnya akses menuju lokasi. Seperti di Kecamatan Gane, yang rata-rata merupakan wilayah pesisir dengan tingkat kerusakan bermacam-macam akibat gempa. Masih banyak jalan yang sulit untuk dijangkau.

“Karena lokasi bencana berbeda-beda tempat, ada yang di pulau dan ada yang di pesisir,” kata Didik.

Kesulitan mengakses lokasi terdampak gempa juga dirasakan tim asistensi yang berada di sana. Selasa (16/7/2019), tim asistensi harus memilih menggunakan transportasi laut menuju ke lokasi bencana. “Karena letak geografis agak jauh, jadi kami gunakan laut. Kalau darat bisa 12 jam, sedangkan laut hanya sekitar 8 jam,” ujar Didik.

Melihat kendala untuk mengakses jalan tersebut, maka MDMC Maluku Utara membuat pemetaan wilayah. Mereka juga mengupayakan sumber daya manusia (SDM) terkait relawan, tim medis, dan SAR, untuk turun ke lokasi bencana.

Selain itu, mereka juga menghimpun dan mengoordinasikan penggalangan dana dengan Ortom Muhammadiyah, serta lembaga pemerintah seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mahasiswa, dan warga setempat untuk ikut serta membantu menggalang dana.

“Kami gerakkan penggalangan dana. Bahkan, siswa-siswa sekolah berbondong-bondong ikut menggalang dana. Jika hasil assesment sudah ada dan memungkinkan kami untuk membuka pos pelayanan, maka kami sudah siap,” ujar Didik.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut