Pembangunan Dua Bandara di Maluku Masuk Kategori Mendesak
JAKARTA, iNews.id - Pembangunan dua bandara di Kepulauan Maluku masuk kategori mendesak. Bandara itu akan dibangun di Namrole di Pulau Buru Selatan dan Namlea di Pulau Buru.
Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta mengatakan, pembangunan dua bandara itu akan membuka konektivitas dan mengatasi keterisolasian antarpulau.
"Sehingga bisa membuka pertumbuhan ekonomi baru di wilayah lainnya di Maluku," tutur Febry saat memimpin Rapat Percepatan Pembangunan Infrastruktur Bandara Namrole dan Bandara Namlea.
Rapat juga dihadiri perwakilan Kementerian Perhubungan, pengelola Bandara dan kepala daerah Buru dan Buru Selatan. Febry menegaskan, pembangunan dua bandara tersebut bisa mengatasi penumpukan masyarakat serta pergerakan ekonomi yang hanya berpusat di Kota Ambon.
Apalagi, masih banyak wilayah lain di Maluku yang punya kekayaan, baik sumber daya alamnya di darat dan di laut, selain pariwisata.
"Dengan transportasi yang lancar dan mudah maka pasti akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi baru di wilayah tersebut dan sudah pasti kehidupan dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat," tutur Febry.
Secara rinci, rapat ini menekankan pentingnya perluasan Bandara Namlea, terutama dengan menambah panjang lintasan dari 1.600 meter menjadi 2.259 meter. Sehingga, sebagai bandara penyangga bisa memfasilitasi pendaratan pesawat jenis Boeing 737.
Selain itu, bandara ini juga dapat membuka konektivitas dari Pulau Buru ke Kendari atau Makassar tanpa perlu ke Ambon. Untuk maksud tersebut, Pemerintah Kabupaten Buru sudaj membebaskan lahan sebesar 160 hektare dan siap diserahkan kepada Kementerian Perhubungan sebagai Aset Negara.
Perwakilan Kementerian Perhubungan pun mendukung rencana tersebut. Untuk itu harus dilakukan Percepatan Rencana Induk Pembangunan Bandara Namlea, Frekuensi Penerbangan saat ini ditingkatkan sehingga pada 2022 dapat dimasukan dalam Prioritas Pembangunan Bandara.
Editor: Nani Suherni