Pelaku Bentrok dan Pembakaran THM Double O di Sorong Sesama Warga Maluku

SORONG, iNews.id - Dua kelompok yang terlibat bentrok di Sorong, Papua Barat pada Senin (24/1/2022) malam sama-sama berasal dari Maluku. Keduanya bentrok menggunakan senjata tajam hingga berujung pembakaran tempat hiburan malam Double O.

Bentrokan tersebut juga tidak berkaitan dengan isu SARA.

Baca Juga

Dua Kelompok Pelaku Bentrokan Maut di Sorong Diburu Polisi

"Tidak ada kaitannya dengan SARA. Yang bertikai dua kelompok yang sama-sama dari Maluku," kata Kapolresta Sorong AKBP Ary Nyoto Setiawan, Selasa (25/1/2022) pagi.

Dia menjelaskan, bentrok dua kelompok perantauan asal Maluku tersebut berawal dari pertengkaran pada Minggu (23/1/2022) malam.

Baca Juga

Kronologi  Bentrokan Maut di Sorong yang Tewaskan Belasan Orang

Pertengkaran kedua kelompok itu berlanjut pada Senin malam. Salah seorang pemuda dari salah satu kelompok tewas dibacok oleh kelompok lainnya.

Kelompok yang tidak terima rekan mereka tewas dibacok, balas menyerang para pelaku yang diketahui merupakan petugas keamanan tempat hiburan malam (THM) Diskotek Double O.

Baca Juga

Korban Bentrokan di Sorong Jadi 19 Orang, 18 Tewas Terbakar 1 Dibacok

Dengan beringas, kelompok tersebut membakar diskotek terbesar di Kota Sorong itu. Saat bentrokan, ada salah satu sekretariat yang dirusak. 

"Saya panggil beberapa kepala Suku Ortega (dari Maluku) kita sampaikan upaya-upaya hukum yang kita lakukan dan mediasi kedua pihak," ujarnya.

Baca Juga

Bentrok di Sorong, 15 Karyawan Double O Belum Ditemukan

Terkait kebakaran di Double O, polisi sebenarnya telah mengevakuasi sejumlah pengunjung dan pegawai diskotek ketika api sudah membesar.

Namun, saat kebakaran berhasil dipadamkan, petugas pemadam kebakaran menemukan ada 11 jenazah yang berada dalam satu ruangan.

Diduga mereka terjebak kebakaran hingga akhirnya tewas di lokasi.

Saat ini jumlah korban tewas terjebak kebakaran di Double O berjumlah 18 orang. Namun identitas korban belum teridentifikasi karena ditemukan dalam kondisi hangus terbakar.

Editor: Reza Yunanto