get app
inews
Aa Text
Read Next : Menguak Mitos Warga Desa Penimbun Kebumen Dilarang Jualan Nasi, Bahaya Kalau Dilanggar

Lembah Ini Diyakini Jadi Tempat Tinggal Manusia Pertama di Dunia

Rabu, 16 November 2022 - 20:08:00 WIT
Lembah Ini Diyakini Jadi Tempat Tinggal Manusia Pertama di Dunia
Sungai Zambezi. (Foto: Perspectives-cblacp.eu)

JAKARTA, iNews.id - Banyak cerita mengenai tempat unik di berbagai belahan dunia. Termasuk mitos yang menyebut Indonesia menjadi lokasi pertama kehidupan manusia.

Untuk menelusuri kebenaran tersebut, tentunya memerlukan waktu yang panjang. Akan tetapi, laporan hasil penelitian pada 2019 menyebut lokasi pertama kehidupan manusia ada di Afrika, bukan Indonesia.

Persisnya berada di lembah sungai di Botswana, Afrika Selatan. Lokasi tersebut dipercaya menjadi rumah pertama leluhur seluruh umat manusia.

Mengutip Indiatimes, Rabu (16/11/2022), penelitian ini menemukan petunjuk tentang manusia modern anatomis paling awal sekitar 200.000 tahun yang lalu di dekat lahan basah di selatan Sungai Zambezi.

Pada penelitian tersebut, dijelaskan lokasi itu telah ditinggali nenek moyang manusia selama 70.000 tahun. Lokasi ini mencakup sebagian Namibia dan Zimbabwe.

Lembah itu sangatlah subur untuk jangka waktu yang lama, sampai antara 110.000 dan 130.000 tahun. Pergeseran perubahan iklim bahkan membuat tanah di luar lembah ikutan subur. Hal ini menyebabkan sebagian besar nenek moyang bermigrasi untuk pertama kalinya dari Afrika hingga tersebar ke seluruh dunia.

Menurut Profesor Vanessa Hayes, peneliti utama yang juga seorang ahli genetika di Garvan Institute of Medical Research di Australia, manusia modern secara anatomis muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu.

"Apa yang telah lama diperdebatkan adalah lokasi yang tepat dari kemunculan teori ini," kata Prof Hayes, dikutip MNC Portal.

Sungai Zambezi. (Foto: Traveltriangle.com)
Sungai Zambezi. (Foto: Traveltriangle.com)

Bagaimana peneliti cukup yakin lembah sungai Botswana adalah tempat pertama yang dihuni manusia? Peneliti mengumpulkan sampel darah orang yang masih tinggal di lokasi tersebut dan mengamati DNA mitokondria atau mtDNA mereka.

mtDNA sendiri hanya bisa diturunkan dari ibu ke anak dan urutannya tidak berubah dari generasi ke generasi. Makanya, mtDNA digunakan sebagai alat yang berguna untuk menemukan keturunan ibu.

Nah, para peneliti membandingkan data mtDNA penduduk yang sekarang masih bertahan di lokasi dengan orang-orang dari garis keturunan L0 atau populasi paling awal manusia modern.

Para peneliti juga menggabungkan genetika dengan fisika iklim dan geologi untuk mensimulasikan dunia 200.000 tahun lalu agar hasilnya semakin tepat.

Dari hasil penelitian tersebut, juga diketahui lokasi itu merupakan rumah bagi danau terbesar di Afrika, Danau Makgadikgadi, yang berukuran dua kali lipat dari Danau Victoria.

Masih menurut hasil penelitian tersebut, simulasi perubahan iklim juga menunjukkan goyangan lambat pada poros bumi. Fenomena itu mengakibatkan pergeseran curah hujan selama periode waktu yang cukup lama.

Lebih lanjut, menurut Axel Timmermann, seorang ilmuwan iklim di Universitas Nasional Pusan di Korea Selatan, pergeseran iklim itu juga membuka koridor hijau di Bumi ini. Pertama, ke timur laut pada 130.000 tahun lalu ke timur laut, kemudian ke barat daya pada 110.000 tahun silam.

Pergeseran tersebut membuat nenek moyang bisa bermigrasi untuk pertama kalinya. Karena proses migrasi tersebut manusia modern mampu beradaptasi dengan tanah yang mengering.

Editor: Rizky Agustian

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut