get app
inews
Aa Text
Read Next : Gunung Ibu Meletus Hari Ini, Tinggi Kolom Abu Capai 700 Meter di Atas Puncak

Kejayaan Rempah Indonesia di Masa Lampau, Kapal Dagang Asing Silih Berganti ke Malut

Rabu, 24 Mei 2023 - 16:19:00 WIT
Kejayaan Rempah Indonesia di Masa Lampau, Kapal Dagang Asing Silih Berganti ke Malut
Ilustrasi, rempah Maluku Utara (Malut), terutama cengkih dan pala pada masa lampau menjadi komoditas primadona dalam perdagangan global. (Foto: Antara).

TERNATE, iNews.id - Rempah Maluku Utara (Malut) pada masa lampau menjadi komoditas primadona dalam perdagangan global. Rempah asal Malut yang terkenal, yaitu cengkih dan pala.

Bahkan di Eropa harganya sangat mahal sehingga hanya bisa dinikmati pejabat kerajaan dan orang kaya. Saat itu kapal dagang silih berganti datang ke Malut memuat komoditas rempah untuk perdagangan antarwilayah Nusantara maupun luar negeri. 

Inilah yang kemudian menempatkan Malut sebagai titik nol perdagangan rempah global. Pada abad ke-13, ada kapal dagang dari China tenggelam di perairan Pulau Ternate dan Pulau Tidore saat memuat rempah. 

Bangkai kapalnya masih bisa disaksikan saat ini dan telah ditetapkan menjadi museum bawah laut di Indonesia.

Cengkih merupakan tanaman asli Malut yang dikembangkan masyarakat setempat sejak zaman dahulu. Selain sebagai rempah, cengkih juga bahan obat tradisional.

Sedangkan pala, awalnya dari pulau Buru, Maluku, kemudian dikembangkan secara besar-besaran di wilayah Malut setelah bangsa Eropa menjajah Malut.

Namun, tidak ada sumber resmi yang menyebutkan secara detail luas area dan produksi perkebunan rempah Malut pada masa lampau. 

Kalangan sejarawan setempat memastikan, kala itu arealnya mencapai ribuan hektare karena hampir di setiap pulau di Malut menjadi sentra pengembangan rempah.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam kunjungannya di Malut menyampaikan harapannya agar kejayaan rempah Malut pada masa lampau tidak hanya menjadi catatan sejarah untuk dibaca, tetapi harus bisa diwujudkan kembali.

"Maluku Utara telah menarik para pedagang dari berbagai penjuru, bahkan sebelum bangsa Eropa menginjak kaki di Nusantara," ujar Ma'ruf Amin.

Pemerintah Pusat pasti akan mendukung pemda di Malut dalam upaya menghidupkan kembali kejayaan rempah Malut, termasuk merevitalisasi tanaman rempah di seluruh sentra pengembangan rempah di provinsi kepulauan ini.

Tanaman rempah di Malut harus diupayakan dapat kembali menjadi salah satu penggerak utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Malut dan pada saat yang sama juga dapat memberi kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan para petani rempah, termasuk para pelaku usaha yang memanfaatkan bahan baku rempah.

Mengembalikan kejayaan rempah Malut juga menjadi harapan Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba serta seluruh pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat di Malut. Karena, rempah tetap menjadi tanaman unggulan para petani setempat.

Berbagai program yang searah dengan upaya mengembalikan kejayaan rempah Malut telah dilakukan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, misalnya, membagikan bibit cengkih dan pala gratis kepada petani, yang dalam 5 tahun terakhir mencapai lebih dari 60.000 bibit tanaman.

Kegiatan yang digelar di Malut, terutama yang berskala nasional, juga selalu dimanfaatkan menyuarakan eksistensi Malut sebagai penghasil rempah sejak zaman dahulu, seperti pada penyelenggara Sail Tidore 2022 di Kota Tidore Kepulauan pada November 2022.

Luas areal cengkih di Malut tercatat 12.000 ha lebih dengan produksi 2022 sekitar 8.000 ton atau 5 persen dari produksi cengkih nasional 149.000 ton, sedangkan luas areal pala di Malut 21.000 ha dengan produksi 14.000 ton atau 37 persen dari produksi pala nasional 37.800 ton

Editor: Kurnia Illahi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut