get app
inews
Aa Text
Read Next : Kesaktian Mpu Barada, Penasihat Raja Airlangga Kalahkan Calon Arang Penyihir Perempuan

Cerita Rakyat Timun Mas, Gadis Cerdik yang Lari dari Kejaran Raksasa

Senin, 15 Agustus 2022 - 12:40:00 WIT
Cerita Rakyat Timun Mas, Gadis Cerdik yang Lari dari Kejaran Raksasa
Cerita Rakyat Timun Mas (Foto: Tangkapan layar Buku 101 Dongeng Sebelum Tidur karya Redy Kuswanto)

JAKARTA, iNews.id - Cerita Rakyat Timun Mas kerap digambarkan dengan sosok gadus cerdik yang lari dari kejaran raksasan. Kisah ini konon diadopsi dari masyarakat Jawa Tengah.

Cerita rakyat Timun Mas atau Timun Emas yang dalam bahasa Jawa disebut dengan Mentimun Emas merupakan cerita rakyat Jawa yang menceritakan seorang perempuan cantik yang baik hati, cerdas, dan pemberani. Timun Mas sangat disayangi oleh ibunya yang bernama Mbok Srini.

Suatu ketika, raksasa jahat ingin menyantap Timun Mas. Namun dengan keberaniannya, dia berhasil mengalahkan raksasa tersebut. Mengapa raksasa tersebut ingin menyantap Timun Mas? Lalu, bagaimana cara Timun Mas dapat mengalahkan raksasa tersebut? 

Berikut uraian lengkapnya mengenai Cerita Rakyat Timun Mas;

1. Janda tanpa anak

Dikisahkan pada zaman dahulu di suatu desa yang terletak di Jawa Tengah, hiduplah seorang janda bernama Mbok Srini. Suaminya telah meninggal, sehingga dia hanya hidup seorang diri di sebuah gubuk yang tak terlalu besar. 

Usia Mbok Srini sudah tidak muda lagi, namun selama menikah dia belum pernah memiliki keturunan. Maka dari itu, selama melewati hari-harinya Mbok Srini selalu merasa kesepian karena tak ada yang bisa diajak bicara. 

Karena keadaan tersebut, Mbok Srini hanya bisa menunggu dan berdoa agar sebuah keajaiban datang kepadanya. Setiap hari dia selalu membayangkan dapat menimang bayi yang mungil. Hingga suatu malam tiba, Mbok Srini seperti mendapatkan petunjuk dari mimpinya.

Dia bermimpi bertemu dengan sosok raksasa yang menyuruhnya pergi mengambil sesuatu di bawah pohon besar yang ada di hutan, tempat biasa dia mencari kayu bakar. Saat terbangun dari mimpinya yang terasa aneh, Mbok Srini berpikir bahwa itu merupakan sebuah petunjuk dari Sang Maha Kuasa.

2. Petunjuk dari mimpi

Dengan penuh harapan, Mbok Srini mengikuti petunjuk yang dia dapat untuk pergi ke pohon besar yang sama persis dengan yang ada di mimpinya. Ketika sampai di hutan, Mbok Srini mencari sesuatu yang ada di bawah pohon. Tak lama setelah mencari, Mboh Srini menemukan sebuah bungkusan yang dia kira di dalamnya ada seorang bayi. Ternyata di dalam bungkusan itu hanyalah sebutir biji mentimun. 

3. Kemunculan raksasa

Saat dia sedang bertanya-tanya apa maksud dari biji timun itu, datang sosok raksasa dengan suara yang menyeramkan "Ho ho hooo".  Mbok Srini pun ketakutan setelah melihat wujud asli dari raksasa tersebut. Dia menunduk sambil berkata, "Ampun raksasa. Jangan makan aku, aku masih ingin hidup".

Melihat Mbok Srini yang memohon seperti itu raksasa pun bertanya, "Tak usah takut padaku, aku tak akan memakanmu. Bukankah kau ingin mempunyai seorang bayi?".  

"Be..benar raksasa" jawab Mbok Srini yang masih gugup. "Tanam biji mentimun itu! Nanti kau bisa mendapatkan seorang anak perempuan. 

Rawatlah anak perempuan itu hingga dia dewasa lalu serahkan kepadaku" kata raksasa. Terlalu gembira mendengar akan mendapatkan anak perempuan, tanpa berpikir panjang Mbok Srini menjawab, "Baik raksasa, saat dewasa nanti akan aku serahkan anak perempuan itu kepadamu".

4. Bayi dari sebuah mentimun

Setelah raksasa tersebut menghilang, Mbok Srini langsung menanam biji timun itu di ladang dekat rumahnya. Setiap hari dia selalu merawat tanaman itu dengan baik. Setelah dua bulan, tanaman mulai berbuah tetapi hanya satu buah. Semakin hari timun semakin besar dan warnanya kuning keemasan tak seperti warna timun pada umumnya.  

Kemudian Mbok Srini membawa timun itu dengan susah payah ke dalam gubuknya untuk dibuka. Cerita rakyat Timun Mas pun bermula ketika mentimun tersebut dibuka oleh Mbok Srini terkejut karena di dalamnya terdapat bayi perempuan yang sangat cantik. Karena lahir dari buah mentimun berwarna keemasan, mbok Srini menamai anak itu dengan nama Timun Mas. 

Seiring berjalannya waktu Timun Mas semakin dewasa. Dia tumbuh menjadi anak yang cantik, pintar dan baik hati. Ini semua karena kasih sayang yang diberikan Mbok Srini kepada Timun Mas.

Suatu ketika, Mbok Srini ingat perjanjian yang ditawarkan raksasa, bahwa saat dewasa nanti Timun Mas harus diserahkan kepadanya. Hal itu membuat Mbok Srini kembali sedih. Hingga pada suatu malam Mbok Srini kembali didatangi raksasa di dalam mimpinya. Raksasa itu memberi peringatan kepada Mbok Srini bahwa satu minggu lagi dia akan membawa Timun Mas. 

Sejak saat itu, Mbok Srini sering menyendiri dan baru menyadari bahwa raksasa itu sangat jahat. Dia tak tega memberikan anak perempuannya yang telah dia rawat hingga dewasa kepada raksasa untuk disantap.  Timun Mas yang menyadari Ibunya terlihat sedih dan memberanikan diri untuk bertanya. "Bu... ada apa? Kenapa ibu terlihat sedih sekali?" tanya Timun Mas. Awalnya Mbok Srini enggan untuk menceritakan apa yang ia rasakan, namun karena Timun Mas sudah cukup dewasa, akhirnya Mbok Srini memberanikan diri untuk jujur mengenai asal usul Timun Emas. 

Mbok Srini menjelaskan secara rinci dari mana Timun Mas berasal hingga permintaan raksasa yang akan mengambilnya saat dia dewasa kelak. Tentunya hal itu sangat mengejutkan Timun Mas. "Aku tidak mau ikut dengan raksasa itu bu. Aku hanya ingin bersama ibu,"  ujar Timun Mas.  Melihat raut wajah Timun Mas yang ketakutan dan sedih tidak ingin berpisah, Mbok Srini kembali terdiam. Dia mulai memikirkan bagaimana caranya supaya Timun Mas tidak ikut dengan raksasa jahat itu. 

Tak terasa hari yang tak ditunggu-tunggu pun tiba. Mbok Srini belum menemukan cara yang tepat supaya putrinya bebas dari raksasa. Hal itu membuat Mbok Srini kebingungan takut anak perempuannya diambil paksa oleh raksasa.

5. Raksasa menagih janji

Hari pun beranjak sore, sampai dimana hari raksasa itu mendatangi kediaman Mbok Srini dan menagih janjinya, 
"Aku datang ke sini untuk memenuhi janjimu. Mana anak itu aku akan membawanya sekarang,". Hanya ada satu cara untuk mengulur waktu sebelum Mbok Srini menemukan cara lain yang lebih jitu. Akhirnya dia menyuruh Timun Mas untuk berpura-pura sakit supaya dia tak dibawa oleh raksasa. 

"Maaf raksasa, Timun Mas sedang sakit. Apabila kamu menyantapnya pasti rasa dagingnya tidak enak. Bagaimana jika aku menyembuhkan penyakitnya terlebih dahulu, lalu tiga hari lagi kamu datang kembali" ucap Mbok Srini. 

"Benar juga perkataanmu. Aku tak mau memakan daging yang tak sedap. Tetapi kamu harus berjanji bahwa tiga hari kedepan kamu akan menyerahkan anak itu kepadaku" kata raksasa. 

Setelah mengatakan hal tersebut Raksasa itu pergi dan akan kembali dalam waktu tiga hari. Mbok Srini kembali memikirkan cara lain untuk membebaskan anak perempuannya. 

Setelah berpikir panjang, akhirnya Mbok Srini menemukan cara. "Putriku, besok sebelum ayam berkokok ibu akan pergi ke gunung untuk meminta bantuan seorang pertapa yang ada di sana. Semoga saja dia bisa membantu kita untuk mengusir raksasa itu" kata Mbok Srini. Dia akan meminta bantuan pertapa yang ada di sebuah gunung.

6.  Bantuan Sang Pertapa

Mbok Srini telah mengenal seorang pertapa itu karena dia adalah teman dari mendiang suaminya. "Baiklah ibu, tetapi ibu harus berhati-hati. Semoga kita bisa melawan raksasa yang jahat itu" kata Timun Mas. 

Esoknya sebelum ayam berkokok Mbok Srini bergegas menuju ke gunung. Setelah melewati jalan yang cukup panjang, akhirnya Mbok Srini pun sampai. Dia langsung mencari pertapa itu dan menceritakan yang menjadi tujuannya datang kemari. 

"Permisi Tuan Pertapa, maksud tujuan saya kemari hendak meminta bantuan kepada Tuan Pertapa". "Bantuan apa yang bisa ku berikan kepadamu, Mbok Srini?," ucap pertapa yang langsung dijawab oleh Mbok Srini. 

Mbok Srini kemudian menceritakan keseluruhan masalah yang sedang dihadapi oleh dirinya dan anak perempuannya. Untungnya masalah yang menimpa Mbok Srini bukan hal yang sulit bagi pertapa itu. Pertapa dengan senang hati akan membantu Mbok Srini dan putrinya. "Baiklah, itu bukan masalah yang besar. Aku akan membantumu dan putrimu agar terbebas dari raksasa itu. Tunggu sebentar,".

Pertapa itu pergi meninggalkan Mbok Srini untuk mengambil sesuatu dari dalam lemari. Selang beberapa menit, pertapa kembali dengan membawa empat buah bungkusan kecil. Kemudian dia memberikannya kepada Mbok Srini. "Bawa ini dan berikan kepada putrimu. Bungkusan itu berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.  

Jika raksasa itu kembali mengusikmu, lemparkan salah satu bungkusan itu '' kata pertapa. Sesampainya di rumah, Mbok Srini langsung memberikan empat bungkusan itu kepada Timun Mas. Sekarang dia merasa lega karena mempunyai senjata untuk melawan raksasa apabila dia ingin mengambil putrinya. 

7. Kedatangan raksasa kembali

Di hari yang sudah dijanjikan oleh Mbok Srini, raksasa itu kembali datang untuk membawa Timun Mas sebagai santapannya. "Aku datang untuk menagih janjimu. Dimana anak itu? Aku sudah tak sabar untuk memakannya. Jika kamu tidak memberikannya maka kamu juga akan aku jadikan santapanku" kata raksasa.

Namun, kini Mbok Srini sudah tak takut lagi dengan ancaman raksasa. Sekarang dia sudah mempunyai senjata untuk melawan raksasa yang jahat. Dipanggilnya Timun Mas supaya keluar dari gubuk dengan membawa empat bukusan itu. "Tak perlu takut putriku. Jika raksasa itu akan menyerangmu, maka lemparkan saja salah satu bungkusan itu" kata Mbok Srini kepada Timun Mas. "Baik bu, aku mengerti" jawab Timun Mas.

8. Lari diri kejaran raksasa

Melihat Timun Mas raksasa itu sudah tak sabar ingin segera menyantapnya. Raksasa itu langsung mengincar Timun Mas, saat raksasa akan menangkapnya, Timun Mas berlari sejauh mungkin dari gubuk. 

Raksasa langsung mengejar karena tak ingin santapan yang sudah lama dinanti pergi begitu saja. Cukup lama mereka saling mengejar membuat Timun Mas merasa lelah. Namun berbeda dengan raksasa itu yang tak kunjung lelah, malah semakin mendekat.

Timun Mas akhirnya mengeluarkan salah satu bungkusan yang berisi biji timun dan melemparnya ke tanah. Tak membutuhkan waktu yang lama, tiba-tiba muncul tumbuhan timun yang menjalar dan melilit tubuh raksasa yang besar itu.

Tetapi dengan kekuatannya sang raksasa berhasil membebaskan diri dari tumbuhan timun. Tak tinggal diam, Timun Mas langsung melempar bungkusan kedua yang berisi jarum. Tiba-tiba jarum menjelma menjadi pohon bambu yang sangat tinggi dan besar. Rupanya hal tersebut belum mampu untuk mengalahkan raksasa itu. 

Raksasa pun kembali mengejar Timun Mas yang sudah mulai kebingungan. Sudah dua senjata yang dia keluarkan, namun belum bisa melumpuhkan raksasa. Dengan penuh keyakinan, Timun Mas segera mengeluarkan bukusan ketiga yang berisi garam. Secara tiba-tiba garam itu berubah menjadi lautan yang luas dan dalam. Tetapi lagi-lagi hal tersebut tak berhasil, raksasa dengan mudahnya bisa melewati lautan itu. 

Kini hanya tersisa satu bungkusan yang berisi terasi. Timun Emas mulai ketakutan, jika senjata terakhir ini juga tidak berhasil. Maka berakhirlah, dia akan menjadi santapan raksasa. Tetapi bukan Timun Mas jika menyerah begitu saja. Dia mulai meyakinkan dirinya bahwa senjata terakhir ini bisa melumpuhkan raksasa. Tidak ingin berlama-lama dia langsung melemparkan bungkusan terasi. Tanpa disangka, tiba-tiba terasi berubah menjadi lumpur yang mendidih dan langsung menyerang raksasa.

9. Akhir cerita Timun Mas

Raksasa itu berhasil dikalahkan oleh lumpur yang mendidih. Timun Mas yang melihat raksasa tewas kini merasa senang karena dia tidak akan menjadi santapan raksasa. Dengan perasaan yang senang Timun Mas kembali menuju gubuknya.  

Mbok Srini yang melihat putrinya selamat dia langsung menangis terharu dan bersyukur kepada Yang Maha Kuasa karena telah menyelamatkan putrinya. Akhirnya, Mbok Srini dan Timun Mas hidup bahagia selamanya. Itulah akhir dari cerita rakyat Jawa Tengah, Timun Mas.

10. Pesan moral dari cerita Timun Mas

Pesan moral yang dapat kita petik dari cerita Timun Mas yaitu selalu berani dan waspada kepada orang yang berbuat jahat dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Asalkan kita tetap mau berusaha serta berdoa kepada Tuhan saat menghadapinya. Sebab, Tuhan adalah penentu segalanya.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut