LANGGUR, iNews.id – Kodim 1503 Tual membangun 9 pos di wilayah Kei Besar, Maluku Tenggara terutama di wilayah-wilayah rentan konflik. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bentrok susulan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Setiap pos ditempatkan personel baik di Ohoi Elat maupun Ohoi Bombay dan sekitarnya.

Perketat Pengamanan, Kapolda Kirim 1 SST Brimob Tambahan ke Maluku Tenggara
“Untuk anggota TNI, baik dari Kodim 1503 maupun Kkramil sudah dikerahkan ke Kei Besar, termasuk Kompi 734 Ibra,” kata Komandan Kodim (Dandim) 1503 Tual, Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya, Senin (14/11/2022).
Dandim menegaskan, TNI akan membantu pemerintah daerah memediasi konflik sosial antarwarga yang mengakibatkan jatuh korban jiwa di Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Maluku.

Bentrok Warga di Maluku Tenggara, 2 Orang Tewas, Puluhan Terluka
"Kita bersama-sama, baik pemda, Polri, kecamatan, ohoi (desa), tokoh agama, adat, dan masyarakat akan berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan permasalahan ini," katanya.
Menurut Dandim, persoalan atau konflik sosial yang terjadi saat ini tidak akan terjadi jika warga menyikapi dengan pikiran positif.
Bentrokan antarwarga terjadi pada 12 November 2022 dipicu konflik lahan warga Ohoi Elath dengan Ohoi Bombay yang akhirnya menyebar ke sejumlah desa lain. Akibatnya, dua warga meninggal dunia, puluhan warga luka-luka, puluhan bangunan rumah, dan sekolah rusak dibakar.
Menurut Yudha, saat ini pembangunan sudah banyak dilakukan pemerintah di wilayah Kei Besar sehingga jangan diganggu dengan hal-hal yang mengarah ke negatif.
"Sangat disayangkan jika konflik sosial terus terjadi," kata Yudha.
Dalam proses mediasi, lanjutnya, TNI akan membantu Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Apa pun bentuknya saya akan mencurahkan perhatian kepada warga, khususnya di wilayah Kei Besar," katanya.
Plt Camat Kei Besar Titus Betaubun mengatakan bahwa kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayahnya sudah kondusif setelah ditempatkan aparat keamanan TNI maupun kepolisian.
"Saat ini kondisi kamtibmas di Kecamatan Kei Besar sudah aman dan kondusif, terutama di ohoi-ohoi yang mengalami konflik sosial maupun yang tidak," ujar Titus.
Dia berharap masyarakat tidak mudah termakan informasi-informasi yang menghancurkan kebersamaan, apa pun itu perlu dilihat secara arif dan bijaksana.
Diberitakan, Sabtu, 12 November 2022 pagi terjadi konflik antar warga Bombay dan Elath akibat adanya upaya yang dilakukan oleh warga masyarakat Desa Bombay memasang sasi atau larangan adat di perbatasan dengan Desa Elath dengan mengklaim tanah tersebut milik mereka.
Dampak bentrok kelompok warga mengakibatkan kerusakan berupa kendaraan roda dua yang terbakar berjumlah enam unit di Ohoi Depur dan Wakatran dekat Ohoi Elat, lalu enam rumah warga Ohoi Depur, Wakatran, dan Wakol, dua bangunan sekolah SMP dan SMA di Wakatran, dan 22 rumah warga di Ohoi Ngurdu terbakar dan rusak berat.
Untuk korban luka-luka akibat terkena panah maupun sayatan benda tajam terdiri dari korban di Ohoi Bombay 14 orang, Ngurdu satu orang, Ohoi Soinrat tujuh orang, Ohoi Watsin enam orang, dan Elat 22 orang.
Sementara itu, untuk dua korban jiwa masing-masing berasal dari Ohoi Bombay, yakni Tosy Urbanus Uluhayanan (28) yang meninggal dunia akibat proyektil pada bagian tenggorokan, dan satu warga lansia dari Ohoi Ngurdu bernama Daniel Kabinubun (62) yang meninggal dunia akibat terjebak di dalam rumah yang terbakar.
Kedua desa tersebut juga sudah pernah bentrok pada 6 Oktober 2022 lalu, yang mengakibatkan korban sebanyak 31 korban, di mana Ohoi Bombay sebanyak 15 korban, dan Ohoi Elath sebanyak 16 korban.
Editor: Kastolani Marzuki













