BNPB Ungkap Penyebab Banjir Bandang di Ternate Tewaskan 14 Orang dan 5 Hilang

JAKARTA, iNews.id- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap penyebab banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (25/8), pukul 03.30 WIT. Bencana itudipicu intensitas curah hujan tinggi.
Banjir tersebut menyebabkan 14 orang tewas, 5 hilang dan 9 orang luka-luka.
Selain itu, banjir juga menyebabkan 25 rumah warga dan 1 mushola rusak berat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, Kota Ternate terletak di kawasan Gunung Api Gamalama. Sehingga, secara geologi kawasan ini dianggap rawan bencana.
"Seperti kita ketahui, Kota Ternate adalah kota yang terletak di pulau gunung api Gamalama ada jalan lintas yang di pulau tersebut itu ada yang tertutup material banjir bandang,” ujar Aam sapaan Abdul Muhari dalam keterangannya, Senin (26/8/2024).
Aam mengatakan, banjir bandang yang melanda Kota Ternate juga diakibatkan oleh adanya sumbatan di hulu-hulu sungai.
“Ini tentu saja ada beberapa kondisi yang bisa saja menyebabkan kestabilan slope atau mungkin ada sumbatan-sumbatan di hulu-hulu sungai. Karena banjir bandang ini utamanya penyebab utamanya secara alam adalah adanya sumbatan-sumbatan baik itu alami maupun buatan yang terjadi di hulu-hulu sungai di bagian atas,” katanya.
Aam mengatakan, sumbatan di wilayah Ternate ini bisa diakibatkan oleh adanya kebakaran hutan ataupun kondisi pelapukan pepohonan yang akhirnya menyumbar alur sungai di lahar dingin seperti di Gunung Marapi, Sumatra Barat, beberapa waktu lalu.
"Ada pohon-pohon kayu atau kondisi-kondisi batuan-batuan yang pada posisi menghalangi alur air seperti yang kita lihat di peristiwa banjir lahar dingin di Gunung Marapi, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu,” paparnya.
Aam menjelaskan, kondisi tersebut diperparah dengan adanya intensitas curah hujan tinggi. “Ini pada kondisi intensitas hujan yang tinggi di saat bendung-bendung alami tidak mampu menahan debit air yang ada, maka ketika terjadi overtop airnya melimpah itu akan menggerus undertow atau bagian bawah dari sisi bendung alam ini. Sehingga bisa saja dia jebol dan kemudian volume air yang tertampung itu turun ke permukiman.”
Aam memastikan, BNPB memberikan atensi bahkan saat ini telah ditetapkan tanggap darurat selama 14 hari. Tidak hanya itu, Aam memastikan sejumlah personel juga akan diturunkan untuk ikut turun dalam proses penanganan pada masa tanggap darurat baik melalui personel maupun logistik.
Editor: Kastolani Marzuki