Warga Negeri Hitu Lama, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku melaksanakan tradisi 7 Syawal 1443 Hijriah. (Foto: Antara).

AMBON, iNews.id  - Warga Negeri Hitu Lama, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku melaksanakan tradisi 7 Syawal 1443 Hijriah, Senin (9/5/2022). Tradisi dilaksanakan dengan berjalan kaki menuju makam keramat

Makam yang didatangi mulai dari raja pertama di Negeri Hitu Lama hingga tokoh adat, agama serta makam sanak keluarga. Mereka berkumpul sejak pagi di halaman rumah raja Hitu Lama. 

“Lalu raja berdoa untuk keluar rumah, baru ramai-ramai kami jalan kali ke makam keramat. Setelah dari makam keramat baru masyarakat menyebar ke makam sanak keluarganya masing-masing,” ujar Sekretaris Desa Hitu Lama, Ikbal.H. Pelu.

Dia menjelaskan, prosesi itu harus dilakukan tepat pada 7 Syawal atau tepat pada Lebaran hari ketujuh dan tidak bisa ditunda meski ditimpa keadaan apa pun. Waktu pelaksanaan, kata dia sudah diturunkan dari leluhur dan tidak bisa ditunda atau dibatalkan hanya karena ada sesuatu yang menghambat.

“Prosesi 7 Syawal ini bukan baru dijalankan baru-baru ini, namun sudah sejak dahulu kala sehingga apa yang kita laksanakan hari ini itu kita pertahankan oleh apa yang telah leluhur turunkan kepada kita," ucapnya.

Selama ini, kata dia tidak pernah tertunda atau dialihkan atau dibatalkan. "Ombak angin hujan badai sekali pun selagi masih ada kesempatan untuk jalan tetap laksanakan," katanya.

Menurutnya, tradisi 7 Syawal ini juga biasa disebutkan Majarah yang dikenal sebagai 7 Syawal yang tidak boleh kurang dan lebih.

“Majarah itu, hanya satu sebutan itu saja istilah yang dipakai khusus untuk 7 Syawal. Jadi raja melakukan perjalanan ke tempat-tempat ke raja pertama kedua ketiga dan seterusnya,” ucapnya.

Dia menyampaikan, tradisi 7 Syawal ini dianggap sebagai Lebaran kedua setelah Idul Fitri, sekaligus sebagai momentum bagi masyarakat Hitu untuk ziarah dan doa bersama pada makam keramat raja terdahulu.

“Proses itu dilaksanakan sebagai bentuk ziarah sekaligus doa tahlilan bersama di makam langsung karena biasanya yang kita lakukan kan tahlilan di rumah, tinggal dikirim doanya untuk siapa. Tapi kali ini, raja, tokoh adat, tokoh agama dan sekelompok segenap masyarakat Hitu Lama," katanya.

Sebelum 7 Syawal, lanjut dia makam masyarakat Hitu Lama dibersihkan lalu menumpahkan sekarung atau dua karung pasir putih agar kuburan terlihat rapi, kemudian ditanam bunga.

“Bagi masyarakat yang merantau di luar kalau tidak dapat Lebaran Idul fitri di sini, pasti mereka usahakan datang di 7 Syawal,” ucapnya.


Editor : Kurnia Illahi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network