MANGGARAI TIMUR, iNews.id - TNI AD menahan oknum prajurit berinisial Praka MR yang memukul empat siswa SMA ST Arnoldus Mukun di Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa pemukulan ini terjadi usai upacara HUT ke-77 RI, Rabu (17/8/2022).
Danramil 1612-04 Borong Lettu Inf Valentinus Lanar mengatakan, TNI AD sudah mengambil langkah persuasif yakni dengan menemui keluarga korban dan pihak sekolah untuk menyelesaikan persoalan melalui jalur kekeluargaan.
”Kami sudah datang bertemu keluarga korban dan sekolah. Tujuan kedatangan kami untuk meminta maaf atas tindakan Praka MR. Dia sudah ditahan di sel Kodim 1612 Ruteng. Dia dalam proses lidik, untuk korban dan saksi kami akan dipanggil untuk dimintai keterangan dalam menangani kasusnya,” ujar Valentinus dikutip dari iNewsFlores.id, Jumat (19/8/2022).
Menurutnya, sikap TNI dalam penanganan kasus Praka MR. Dia memastikan publik bisa melihat TNI serius dalam menangani kasus pemukulan terhadap empat pelajar di Manggarai Timur.
"Walaupun insiden ini sudah damai, TNI tetap memproses Praka MR secara hukum," katanya.
Menurutnya, keluarga korban meminta kepada TNI agar kasus pemukulan tidak perlu diproses dan semua diselesaikan secara damai.
"Namun saya tegaskan proses hukum terhadap Praka MR tetap berjalan sesuai mekanisme hukum yang ada,” ucapnya.
Sementara itu, Praka MR yang ditahan di sel tahanan Kodim 1612 Ruteng mengatakan, motif dia melakukan pemukulan lantaran keempat siswa tersebut terlihat bercanda, ribut dan tertawa-tawa saat upacara bendera.
"Dari awal saya sudah pantau mereka hingga upacara selesai. Bagi kami upacara apel bendera merupakan upacara yang sangat sakral yang kita harus hargai dan menghormati apa pun alasannya," ujarnya, Jumat (19/8/2022).
Atas dasar itulah seusai upacara, Praka MR langsung mencari keempat siswa tersebut.
"Dengan cara spontanitas saya langsung pukul keempat anak tersebut," katanya.
Namun dia membantah informasi yang menyebutkan, memukuli keempat siswa tersebut dengan brutal dan dalam kondisi mabuk.
"Saya lakukan pemukulan itu bukan sebelum upacara dimulai, namun setelah apel penurunan bendera selesai. Secara pribadi dan atas kelembagaan saya mengucapkan permohonan maaf kalau tindakan saya berlebihan terhadap keempat siswa," ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait