Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon dan Wakil Uskup wilayah Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, Pastor Simon Petrus Matruty, saat panen perdana wortel di kebun percontohan bupati pada Agustus 2021. Foto: Antara

SAUMLAKI, iNews.id - Bupati Tanimbar, Petrus Fatlolon, menyukai ternak. Dia memelihara enam ekor sapi yang diperlakukan dengan baik, diajak ngobrol dan diberi panggilan sayang yang sama yakni, Manis.

"Kemari Manis... Manis, Manis," ujarnya memanggil hewan peliharaan di kebun miliknya, belum lama ini.

Petrus aktif mengawasi hewan ternak, dia memiliki cara tersendiri untuk membuat sapi peliharaan patuh dan sehat. Setiap sore Petrus selalu menyambangi sapi-sapi peliharaan. Bahkan mengajaknya bicara seperti manusia.

"Saya menamakan semua sapi saya Manis. Saya selalu ajak bicara karena saya percaya binatang punya insting dan perasaan juga," tuturnya.

Petrus memelihara sapi di kebun seluas delapan hektare yang lokasinya di seberang Jalan Trans Yamdena, di atas lahan itu pula dia menanam wortel dan mulai aktif berkebun. Pada kesempatan tersebut, Petrus berbicara dengan sapi sambil menunggu panen wortel. 

Menjadi pemandangan aneh melihat seorang bupati bercocok tanam dan beternak di Tanimbar karena wilayah itu dikenal gersang. Namun Bupati Petrus sengaja bercocok tanam untuk membuktikan lahan di wilayahnya subur, masa pandemi Covid-19 mendukungnya untuk fokus menggarap lahan.

Tani
Lahan tersebut dibeli pada 2007 atau sebelum Petrus menjabat bupati. Tahun 2020 Petrus dan istri, Joice, mulai fokus menggarap lahan tidur itu.

"Di masa pandemi ini kita punya waktu luang, di sore hari saya pasti akan datang ke kebun bersama istri dan keluarga. Tidak perlu cari saya ke mana-mana, sore saya pasti ada di kebun," tutur Petrus yang lahir dari keluarga petani.

Petrus membuktikan bertani di Tanimbar bisa mendapat hasil optimal, bahkan bisa menghidupi. Kebiasaan bertani Petrus ini mematahkan anggapan Tanimbar bukan wilayah yang cocok untuk pertanian. 

Anggapan ini tidaklah berlebihan, karena Tanimbar selama ini selalu mengandalkan pasokan pangan dan sayuran dari Surabaya, Makassar dan Ambon, dengan harga yang mahal. Namun Petrus harus mengubah persepsi itu.

Dia mengingatkan, Tanimbar dulu dikenal dengan hasil tani bawang merah. Namun tak terkelola dengan baik sehingga banyak orang menilai kawasan tersebut tidak cocok untuk pertanian.

Dia mengaku sengaja menanam wortel sejak tiga bulan yang lalu. Rupanya sukses karena ukuran wortel yang dipanen besar dan gemuk menyamai wortel impor. 

Petrus melibatkan warga setempat untuk mengolah kebun, sekaligus memberikan pendampingan bertani kepada masyarakat. Dia berharap pada masa pandemi ini masyarakat mulai berani untuk berkebun. 

"Mari kita bercocok tanam secara serius, tekun dan profesional, jangan mudah menyerah. Buktinya saya yang begitu sibuk sebagai bupati, bisa tanam wortel dan saat ini kita bisa panen bersama," ujarnya.


Editor : Erwin C Sihombing

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network