JAKARTA, iNews.id – Kepala BNPB Doni Monardo mengunjungi daerah yang terdampak gempa Ambon di Provinsi Maluku, Jumat (27/9/2019). Dalam lawatannya, dia ingin memastikan penanganan darurat, khususnya terhadap korban luka dan terdampak berjalan dengan baik.
Dalam kunjungan awal, Kepala BNPB didampingi Gubernur Maluku Murad Ismail melihat kondisi pengungsian mandiri di Kampus Darussalam, Kabupaten Maluku Tengah. Di lokasi ini, TNI mendirikan rumah sakit lapangan untuk merawat warga yang terluka akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Rombongan kemudian berlanjut menuju RSUD dr H Ishak Umarella. Kondisi rumah sakit ini tak dapat difungsikan karena adanya keretakan pada dinding bangunan. Mengantisipasi dampak buruk, pasien ditempatkan sementara di tenda-tenda sekitar halaman rumah sakit.
Selanjutnya, Kepala BNPB datang ke Desa Waai di Kabupaten Maluku Tengah. Desa ini menjadi salah satu daerah terdampak gempa paling parah. Rombongan di sana bertemu jemaat Gereja Protestan Klasis Ambon Timur dan warga di pos pengungsian.
Doni berpesan agar pemerintah daerah, BMKG, TNI dan Polri intensif menyosialisasikan masyarakat untuk kembali ke rumah mereka. Selain itu mengimbau warga agar hanya menerima informasi dari pihak berwenang dan tidak mudah terpengaruh kabar hoaks.
“Masih banyak ditemui di lapangan warga yang memilih untuk tinggal di tenda. Mereka khawatir untuk pulang meskipun rumahnya tidak rusak. Ini yang terus kami sosialisasikan,” ujarnya.
Menurutnya, BNPB telah mengirimkan personel untuk mendukung penanganan darurat pascagempa. Selain itu juga membawa bantuan logistik dan peralatan ke lokasi terdampak. Bantuan ini meliputi matras 149 lembar, perlengkapan keluarga 200 paket, selimut 500 lembar dan sandang 500 paket.
Sebelumnya, BMKG merilis gempa M 6,5 (hasil pemutakhiran) terjadi di wilayah Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9/2019) pukul 06.46 WIB atau 08.46 WIT. Gempa ini menelan sebanyak 23 korban jiwa dan ratusan lainnya terluka.
Hasil analisis BMKG, gempa bumi dirasakan di wilayah Ambon dan Kairatu pada skala intensitas V MMI, di Paso II-III MMI dan Banda II MMI. BMKG juga menegaskan, hasil permodelan terhadap gempa menunjukkan guncangannya tidak berpotensi tsunami.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait