AMBON, iNews.id - Polisi melakukan pertemuan dengan warga di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Pertemuan dilakukan untuk mengingatkan warga agar tak terpancing bentrokan antarpemuda Ambon dan Madura di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar).
"Saya sudah instruksikan Kapolsek Sirimau AKP Sally Lewerissa menemui Ketua Paguyuban Madura untuk Kota Ambon hari ini," kata Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes Pol Raja Arthur Simamora, Minggu (12/2/2023).
Dia mengatakan, tujuan pertemuan untuk membahas permasalahan antara kelompok pemuda Ambon dengan Madura di Depok yang menewaskan satu orang tersebut.
Sementara itu, Kapolsek Sirimau AKP Sally Lewerissa mengajak para perwakilan Madura di Ambon membangun sikap toleransi. Karena kehadiran masyarakat yang saat ini berada di Kota Ambon bukan mencari masalah melainkan hanya untuk mencari nafkah.
"Kami dari pihak Kepolisian hanya mengharapkan agar permasalahan yang terjadi di Jakarta tidak terbawa sampai ke Kota Ambon. Untuk itu kita jangan terprovokasi dengan kejadian yang terjadi saat ini," katanya.
Bila terjadi sesuatu, dia berharap warga segera melapor ke personel Bhabinkamtibmas dan menyerahkan penanganan kepada pihak kepolisian.
"Terkait dengan orang luar yang dialegnya hampir sama dengan suku Madura, kami kembalikan kepada paguyuban sendiri untuk memastikan kembali masyarakatnya sehingga yang berada di luar paguyuban dapat diketahui," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Paguyuban Suku Madura untuk Kota Ambon Husen, menyampaikan masyarakatnya yang berada di beberapa kawasan dalam Kota Ambon tidak mendapatkan sosialisasi seperti ini. Sehingga dia tak menjamin mereka tidak akan terbawa emosi atau terpancing dengan situasi saat ini.
"Untuk itu kami juga meminta pihak kepolisian agar hal seperti ini dapat dilakukan bagi masyarakat Madura yang ada di kota Ambon sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak dinginkan oleh semua pihak," kata Husen.
Sedangkan salah seorang warga Madura yang berada di Ambon, Jainal mengatakan masyarakat Madura yang berada di Kota Ambon tidak pernah mencari masalah dengan siapa pun. "Karena kami hanya bertujuan untuk mencari makan," ujarnya.
Dia juga mengakui saat ini banyak masyarakat yang berasal dari daerah Pasuruan dan lain-lain yang dialeg bahasanya hampir sama dengan dialeg Madura.
"Sering mencari masalah dan membawa nama suku Madura. Sehingga yang kami takutkan orang asli Madura tidak tahu menahu tentang masalah tersebut justru terkena imbasnya," kata Jainal.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait