HALMAHERA UTARA, iNews.id - Warga terdampak banjir di Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut) mulai beraktivitas meski jembatan penghubung tiga kecamatan terputus. Mereka menggunakan rakit darurat untuk menyeberangi Sungai Tiabo dan mengangkut warga, barang bahkan kendaraan roda dua.
Seperti yang dilakukan warga Ngidiho. Secara berkelompok, mereka membuat rakit sebagai usaha bersama.
"Setelah jembatan ini putus, kami membuat rakit sebagai usaha bersama. Selain itu juga memudahkan masyarakat dari tiga kecamatan yakni Galela Uatar, Loloda Utara dan Loloda Pulau supaya aktivitas bisa lancar, kata warga Ngidiho, Fermenas Budiman, Kamis (21/01/2021).
Dia menambahkan, untuk menyeberang, per orang dikenakan biaya Rp10.000. Sementara untuk sepeda motor Rp 25.000. Untuk orang sakit dibebaskan biaya alias gratis.
Dalam waktu satu minggu, rakit ini mampu mengumpulkan uang lebih dari Rp9 juta. Dana tersbut akan digunakan untuk kebutuhan kelompok.
“Kami juga berharap supaya pemerintah cepat perbaiki jembatan supaya aktivitas bisa kembali lancar,” katanya.
Sementara untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan terkait kondisi cuaca dan situasi peyeberangan rakit, pemerintah daerah menyiagakan satu Tim Bribom Polda Malut.
"Kami membantu masyarakat untuk menyebrang sungai. Jadi kehadiran kami disini juga bisa bermanfaat untuk masyarakat. Kalau cuacanya buruk, kita imbau masyarakat untuk berhenti menyebwrang dan menjauh dari bantaran sungai," kata komandan tim, Ipda Max Manola.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait