JAKARTA, iNews.id – Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pukul 19.00 WIB, terjadi 27 kali aktivitas gempa susulan (aftershock) pascagempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Minggu (14/7/2019).
Kekuatan puluhan gempa susulan itu bervariasi dan terbesar 5,8 SR, sedangkan terkecil 3,7 SR. Puluhan gempa susulan tersebut dirasakan di daerah terdekat, khususnya daerah Labuha.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, gempa yang mengguncang Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara dengan kekuatan 7,2 Skala Richter (SR) akibat pergeseran Sesar Sorong-Bacan.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, maka gempa tersebut merupajan gempa dangkal yang diduga kuat dipicu oleh sesar aktif,” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima iNews.id, Minggu (14/7/2019).
Dia menuturkan, gempa yang terjadi pukul 16.10 WIB itu dirasakan kuat di beberapa wilayah. Di antaranya, Skala V (MMI) di Obi, III Labuha, II-III Manado, II-III Ambon, II Ternate, II Namlea, II Gorontalo, II Sorong, dan II Bolang Mongondow.
BMKG menyatakan, gempa di Labuha tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Rahmat mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Masyarakat juga diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan terhadap gempa atau tidak mengalami kerusakan yang bisa membahayakan keselamatan,” katanya.
Sementara itu, warga Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara yang bermukim di daerah pesisir mengungsi dan memilih bertahan sementara di dataran tinggi pascagempa berkekuatan 7,2 SR. Mereka khawatir gempa besar tersebut disertai gelombang tsunami.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait