AMBON, iNews.id - Sebanyak 263 koleksi alat musik tradisional jenis petik, pukul dan gesek asli Indonesia dipamerkan dalam Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara di Museum Siwalima Provinsi Maluku, Kota Ambon, Maluku. Ratusan alat musik ini merupakan koleksi dari 31 museum di Indonesia.
Pameran diselenggarakan dari Selasa, 10 November 2020 hingga Rabu, 25 November 2020. Pameran ini mengambil tema "Simfoni Cinta Nusantara", Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara di Kota Ambon.
Ke 31 museum asal alat-alat musik ini di antaranya Museum Nasional, Museum MH Thamrin, Museum Sejarah Kota Jakarta, Museum Seribu Moko dan Museum Loka Budaya Universitas Cendrawasih.
"Pameran alat musik tradisional nusantara merupakan kegiatan bersama museum negeri provinsi. Pertama kali digelar tahun 2010 di Museum Nasional di Jakarta," kata Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku, Jean Esther Saiya.
Sejak digelar pertama kali di Museum Nasional pada 2010, pameran alat musik tradisional nusantara telah dibawa keliling 10 kota di Indonesia.
Museum Siwalima di Kota Ambon menjadi tuan rumah ke-11. Sebelumnya dilaksanakan di Museum Mpu Tantular di Sidoarjo pada 14 Agustus-14 September 2019.
Pembukaan pameran di Meseum Siwalima dihibur oleh penampilan orkes musik tradisi Molucca Bamboo Wind Orchestra (MBO). Mereka membawakan tembang-tembang tradisional nusantara secara medley dengan iringan tiupan suling bambu.
Sedikitnya ada 12 alat musik tradisional Maluku yang juga ikut dipamerkan. Di antaranya jukulele, rebana, tifa, rumba dari tempurung kelapa, suling melintang atau floit, suling paruh, tahuri (terompet dari kulit kerang), gong totobuang, gong sedang, hawaian, tiwal dan prai.
Jean berharap Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara bisa menaikkan jumlah kunjungan ke Museum Siwalima yang menurun drastis akibat pandemi Covid-19.
"Sebelumnya museum ditutup dan baru buka lagi Juni kemarin. Jumlah pengunjung memang menurun drastis, bahkan hampir tak ada yang datang. Semoga pameran ini bisa meningkatkkan jumlah pengunjung ke Museum Siwalima," ucap Jean.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait